Selain risiko 'ketularan' obesitas, penelitian terbaru dari Amerika mengungkap, ibu yang kelebihan berat badan dan juga mengidap diabetes saat hamil dapat mengakibatkan kerusakan pada jantung janinnya.
Hal ini terungkap dari hasil pengamatan Dr Aparna Kulkarni, ahli jantung anak dari Montefiore Medical Center, Bronx, New York yang dilakukan terhadap pasien-pasiennya sendiri dalam kurun tahun 2012-2015.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Obesitas pada Ibu Hamil Berkaitan dengan Risiko Kematian Bayi di Kandungan
Yang menjadi subyek dari penelitian Kulkarni adalah 82 ibu hamil dengan diabetes dan 26 ibu hamil dengan kelebihan berat badan yaitu yang indeks massa tubuhnya (BMI) lebih dari 30. Sebagai perbandingan, Kulkarni juga meminta 70 ibu hamil yang sehat dan dengan berat badan ideal untuk ikut menjalani ECG.
Pertama, Kulkarni dan timnya mengamati hasil ECG untuk melihat seberapa baik pergerakan jantung janin partisipan. Lantas, hasil ECG tersebut diolah dengan metode khusus yang disebut 'speckle tracking' agar diperoleh informasi lebih rinci tentang pergerakan otot jantung janin.
"Metode ini dapat mendeteksi adanya abnormalitas pada jantung, bahkan di level yang subklinis (masih amat dini) sekalipun," simpul Kulkarni seperti dikutip dari Diabetes.co.uk, Selasa (8/12/2015).
Dan ia memastikan, perubahan subklinis ini terjadi pada otot jantung janin dari ibu dengan diabetes, begitu juga dengan ibu yang kelebihan berat badan. Tetapi ketika diamati dengan echocardiography, perubahan ini justru tidak terlihat.
Namun Kulkarni mengakui temuannya masih terlalu dini, sehingga ia berencana menggelar studi lanjutan, khususnya untuk memastikan apakah perubahan otot jantung subklinis tadi juga berdampak betulan pada kesehatan kardiovaskular si janin ketika sudah lahir dan beranjak dewasa.
Baca juga: Kontrol Kenaikan Berat Badan Saat Hamil Bisa Bantu Cegah Makrosomia (lll/up)











































