Menanggapi hal ini, spesialis kandungan dan kebidanan dari RS Bethsaida, Tangerang, dr Andriana Kumala Dewi, SpOG mengatakan ambang nyeri seseorang berbeda-beda. Jadi seorang perempuan kemungkinan merasakan nyeri yang luar biasa menjelang melahirkan, namun perempuan lainnya mungkin tidak terlalu nyeri.
Jika seorang ibu hamil yang mengeluhkan nyeri kontraksi berkepanjangan sementara pembukaan jalan lahir tidak kunjung bertambah, biasanya dokter akan melakukan evaluasi. Akan dilihat kapan kontraksi datang. Misalnya dalam 10 menit terjadi sekali atau dua kali kontraksi dan terjadinya 20 atau 30 detik, kemudian hilang, maka itu masih dianggap normal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Akibat Tekanan Rongga Panggul Saat Lahir, Bisa Muncul Benjolan di Kepala Bayi
Dokter juga akan mencari tahu apakah ada kondisi lain yang menyebabkan nyeri. Misalnya karena uterusnya robek.
"Ketika (uterus) sudah robek kadang-kadang gejalanya bukan nyeri lagi, tapi ibunya shock. Kondisi tersebut tidak langsung terjadi tetapi adanya riwayat induksi persalinan atau persalinan yang didorong-dorong," imbuh dr Andriana.
Menurut dr Andriana, kondisi lain yang bisa membahayakan adalah plasenta yang terlepas. Kondisi ini juga mengakibatkan munculnya rasa nyeri yang berkelanjutan.
"Yang bahaya itu saat ketika nyeri tetapi di luar kontraksi juga nyeri. Nah itu jangan-jangan kita harus pikirkan sesuatu yang lain, misal plasenta terlepas sebelum waktunya kan bisa saja terjadi dan itu nyeri banget. Itu di luar kontraksi terjadinya," tutur dr Andriana.
Baca juga: Manfaat Yoga Saat Hamil Juga Bisa Dirasakan Ibu Saat Melahirkan
(vit/up)











































