Studi: Terinfeksi Zika di Trimester Pertama Perbesar Risiko Bayi Mikrosefali

ADVERTISEMENT

Studi: Terinfeksi Zika di Trimester Pertama Perbesar Risiko Bayi Mikrosefali

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Senin, 19 Des 2016 15:35 WIB
Foto: Reuters/Nacho Doce
Jakarta - Sejauh ini risiko mikrosefali pada bayi-bayi yang terpapar virus Zika saat dalam kandungan masih sebatas dugaan. Artinya belum ditemukan pola pasti kapan paparan virus Zika dapat memicu cacat lahir ini.

Dalam sebuah studi terungkap bahwa seorang bayi akan mengalami risiko mikrosefali terbesar saat terpapar virus Zika di tiga minggu (trimester) pertama kehamilan.

Kesimpulan ini diperoleh setelah peneliti mengamati data preliminer atau pendahuluan dari US Zika Pregnancy Registry (USZPR) milik Centers for Disease and Prevention (CDC).

Total ada 442 wanita berusia rata-rata 28 tahun yang terpapar virus Zika dan mengandung dalam kurun waktu Desember 2015 hingga September 2016. Dari 442 ibu tersebut, ada 26 bayi yang memperlihatkan gejala cacat lahir. Ini sudah termasuk lima janin yang mengalami cacat lahir namun dilaporkan keguguran atau stillbirth (lahir mati).

Disebutkan, 22 bayi mengalami gangguan otak maupun mikrosefali (85 persen). Empat bayi lainnya menunjukkan gejala cacat lahir lain, termasuk gangguan pada mata maupun penglihatan.

Namun peluang tertinggi cacat lahir terlihat pada ibu hamil yang terpapar Zika di trimester pertama. Terbukti dari 85 wanita yang memperlihatkan gejala infeksi virus Zika di trimester pertama, 11 persen bayi mereka di antaranya mengalami cacat lahir.

"Data ini membuktikan pentingnya tindakan preventif sejak dini seperti halnya yang telah direkomendasikan CDC," tulis peneliti.

Peneliti juga menemukan, risiko cacat lahir yang lebih buruk masih mungkin terjadi bila dikaitkan dengan infeksi virus Zika. Ada kemungkinan paparan virus Zika di trimester kedua atau akhir bisa memicu cacat lahir yang lebih buruk, misalnya gangguan sistem saraf pusat. Padahal, seperti diketahui perkembangan otak bayi akan terus berjalan hingga beberapa tahun ke depan.

Terkait hal ini, CDC merekomendasikan agar dilakukan skrining pada seluruh ibu hamil yang pernah terpapar virus tersebut. Demikian dilaporkan The JAMA Network.

Baca juga: Riset Ini Buktikan Zika Serang Sel-sel yang Berperan Membentuk Tengkorak Janin

Menanggapi hal ini, ahli penyakit menular dari Vanderbilt University School of Medicine, Dr William Schaffner juga mengemukakan pesan senada. Menurutnya, sekali ibu terpapar virus Zika, maka mereka harus diawasi dalam waktu lama, bahkan setelah melahirkan.

Hal ini karena tak semua cacat lahir langsung muncul saat persalinan. "Dan ini tak harus mikrosefali, masih ada cacat lahir lain yang mungkin terjadi pada mereka," katanya kepada ABC News.

Baca juga: Studi: Virus Zika Bisa Bertahan di Otak Janin Bahkan Setelah Dilahirkan (lll/rdn)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT