Cara menghitung indeks massa tubuh yaitu berat badan kita dibagi dengan tinggi badan kita (dalam meter) yang telah dikuadratkan.
Hasilnya, jika kamu terhitung berada dalam rentang 18,00-25,00 kg/m2 maka kamu termasuk dalam kategori normal, sementara berada di bawahnya berarti terlalu kurus, di atasnya termasuk kategori kegemukan dan di atas 30,00 kg/m2 termasuk kategori obesitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makan sehat dan olahraga pasti IMT-nya normalJika IMT rendah berarti jauh dari penyakit
|
Foto: Thinkstock
|
IMT yang rendah dikaitkan dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa pria dan wanita dengan IMT yang lebih rendah berada pada risiko besar mengembangkan masalah pernapasan.
Makan sehat dan olahraga pasti IMT-nya normal
|
Foto: Thinkstock
|
Berat badan itu bukan sekedar massa tubuh, tapi juga termasuk berat otot dan lemak. Jadi, pada orang yang memiliki massa otot dan lemak tinggi, meskipun makan makanan sehat dan olahraga, bisa jadi IMT-nya juga tinggi.
IMT tinggi berisiko serangan jantung
|
Foto: DW (News)
|
Namun penelitian tahun 2016 mengatakan bahwa tidak semua orang dengan IMT tinggi menunjukkan masalah penyakit jantung dan kematian.
Punya IMT antara 18-25? Kamu sehat
|
Foto: Thinkstock
|
Skala IMT dari 18,00-25,00 kg/m2 menunjukkan tubuhmu normal. Banyak sekali orang yang berpendapat bahwa dengan IMT yang normal maka tubuh pasti sehat.
IMT tidak bisa selalu dijadikan patokan. Jika IMT-mu normal tapi kamu tidak makan makanan sehat dan tidak berolahraga, bisa jadi masalah kesehatan mengintaimu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang masuk dalam kategori gemuk dengan IMT 25,00-29,90 kg/m2 justru berada pada risiko tingkat kematian terendah. Tapi harus diingat ada faktor lain yang memengaruhinya.











































