Kesalahan terbesar adalah menganggap lemak-lemak tersebut berubah jadi otot. Lemak tidak pernah menjadi otot, demikian pula sebaliknya otot tidak akan menjadi lemak hanya karena malas olahraga.
Memang, olahraga dapat melatih otot-otot sehingga jadi lebih besar, khususnya olahraga yang bersifat weight training. Di saat yang sama, olahraga juga membuat massa lemak berkurang karena banyak yang terbakar. Tapi keduanya tidak secara langsung saling berhubungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apakah olahraga benar-benar bisa membakar lemak?
Tidak sesimpel yang dibayangkan. Sumber energi utama di dalam tubuh, bagaimanapun adalah gula. Pada fase-fase awal, tubuh akan membakar gula atau glikogen saat olahraga. Setelah stok gula menipis, barulah tubuh akan memecah lemak untuk dibakar.
"Setelah 30-60 menit olahraga aerobik, tubuh baru akan mulai membakar lemak," kata Bartolome Burguera, MD, PhD, seorang ahli endokrinologi, dikutip dari Clavelandclinic.
Lemak pun ada banyak lho jenisnya. Ada lemak yang menumpuk di bawah kulit dan membuat seseorang tampak lebih gemuk, ada pula yang lebih berbahaya yakni lemak di dalam darah yang bisa meningkatkan risiko gangguan jantung dan pembuluh darah.
Ingin tahu lebih banyak tentang lemak-lemak yang terbakar? Nantikan ulasannya hari ini.
Jika tertarik untuk membakar lemak lewat bersepeda, kamu juga bisa mengikuti Jakarta Heart Bike 2019. Klik link berikut.
(up/up)











































