Viral rombongan pesepeda naik Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Antasari menuai pro dan kontra. Di satu sisi bisa membahayakan pesepeda maupun pengguna jalan lain, di sisi lain aturannya dinilai 'abu-abu'.
Kasudinhub Jaksel Budi Setiawan mengakui di ruas tersebut memang tidak ada rambu-rambu yang melarang pesepeda untuk masuk. Namun secara logis, seharusnya memang pesepeda tidak naik ke jalan layang karena berbahaya.
"Ya memang aturan pastinya ini nggak ada ya, yang ada rambunya rambu pemotor kan ya, tapi kan logikanya motor saja nggak diperkenankan, apalagi sepeda. Kan tingkat keselamatannya sangat tidak terjamin. Di Antasari itu kan space-nya sangat kecil, mobil kendaraan roda empatnya juga kenceng, kan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rambu-rambu motor dilarang masuk. Saat Car Free Day (CFD), jalan layang ini ditutup untuk kendaraan bermotor dan dibuka untuk pesepeda. Foto: Rengga Sancaya |
Pantauan detikcom, memang tidak tampak ada rambu-rambu larangan bagi pesepeda di akses masuk dari arah Jl Prapanca Raya, Jakarta Selatan. Hanya ada rambu-rambu larangan untuk sepeda motor seperti disampaikan Budi.
Di ruas sebaliknya, akses masuk JLNT Antasari dari arah Cilandak dipasangi lebih banyak rambu. Salah satunya bergambar sepeda 'coret' yang artinya sepeda dilarang masuk.
Rambu-rambu larangan motor masuk JLNT Antasari dari arah Jl Prapanca Raya. Foto: Achmad Reyhan Dwianto/detikHealth |
Amir (46), seorang petugas kebersihan masjid Al-i'tishom di sekitar lokasi menyebut rambu-rambu tersebut sudah lama terpasang, jauh sebelum ada rombongan pesepeda yang viral. Menurutnya, selain saat CFD (Car Free Day), tidak ada pesepeda yang bandel naik ke atas.
"Setahu saya itu sudah lama deh rambu-rambunya cuma ini kan karena lagi ramai pesepeda jadi dibikinlah jalur di sini di Antasari pas car free day," kata Amir.
(up/up)













































