Rossi Nyaris Celaka di MotoGP Austria, Kok Bisa Langsung Balapan Lagi?

Pebalap MotoGP Valentino Rossi nyaris celaka dalam insiden 'horor' di MotoGP Austria. The Doctors hanya berjarak sepersekian detik dari hempasan motor Johann Zarco dan Franco Morbidelli yang melayang di udara setelah keduanya mengalami crash.
"Aku terguncang. Itu kejadian paling mengerikan di sepanjang karierku," kata Rossi setelah menyelesaikan MotoGP Austria, Minggu (16/8/2020).
Normalnya, seseorang akan mengalami syok, gemetar, dan berdebar-debar jika menghadapi insiden semengerikan itu. Bagaimana akhirnya Rossi bisa mengatasinya lalu bisa melanjutkan balapan tanpa kelihatan cemas?
Ahli jantung dari RS Siloam Lippo Karawaci, dr Vito A Damay, SpJP, mengatakan jantung berdebar-debar sehabis insiden adalah hal yang wajar. Jantung akan menerima rangsangan dari pikiran dan dari apa yang dilihat.
"Jantung itu menerima rangsangan dari pikiran dan pengelihatan kita. Masuk dari visual, diproses di otak, dan kalau misalnya menimbulkan ketegangan, jantung kita bisa berdebar," jelasnya saat dihubungi detikcom, Senin (18/8/2020).
Sementara, syok adalah istilah yang dipakai saat seseorang mengalami penurunan tekanan darah karena kehabisan darah atau jantungnya lemah. Tetapi syok yang dialami seseorang sehabis mengalami insiden berkendara adalah syok yang berbeda.
"Tapi, kalau syok ini masuknya secara psikis kan. Dia baru menghadapi kejadian yang mungkin traumatis," jelasnya saat dihubungi detikcom, Senin (17/8/2020).
Menurut dr Vito, seseorang bisa mengalami syok pasca kecelakaan saat berkendara, meskipun dirinya tidak mengalami luka apapun. Jika syok ringan yang membuat orang tersebut kepikiran, bisa diatasi dengan mengambil waktu istirahat sejenak.
Tetapi, jika rasa syok itu terus-menerus terjadi hingga berjangka panjang, mungkin orang tersebut membutuhkan bantuan dari ahlinya.
"Misalnya kalau sampai kepikiran panjang, dia mungkin susah tidur dan mengganggu aktivitas sehari-hari, ini membutuhkan bantuan psikolog atau psikiater. Karena dia butuh ditenangkan atau butuh terapi khusus untuk hal seperti ini," jelas dr Vito.
Simak Video "Panduan Ibadah Tarawih dan Tadarus di Bulan Ramadhan"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/up)