Radang Sendi Apakah Berbahaya? Kenali Gejala dan Penyebabnya

ADVERTISEMENT

Radang Sendi Apakah Berbahaya? Kenali Gejala dan Penyebabnya

Bayu Ardi Isnanto - detikHealth
Minggu, 08 Jan 2023 18:18 WIB
Radang Sendi
Foto: Infografis detikcom
Jakarta -

Radang bisa terjadi pada berbagai bagian tubuh, salah satunya persendian. Apakah radang sendi itu berbahaya? Di sini kita akan ulas hal tersebut beserta gejala dan penyebab terjadinya radang sendi.

Apa itu Radang Sendi?

Radang sendi juga disebut sebagai artritis. Dilansir dari Medical News Today, artritis mengacu pada berbagai jenis reumatik dan kondisi pada persendian dengan rasa sakit, kaki dan bengkak di dalam atau sekitar persendian.

Radang sendi ini tidak hanya bermasalah pada bagian dalam sendi, namun bisa juga terjadi pada tendon dan ligamen di sekitar sendi. Sendi yang terdampak bisa pada satu sendi dan bisa juga pada lebih dari satu sendi.

Salah satu gejala yang muncul adalah rasa nyeri, tetapi harus dibedakan antara istilah nyeri sendi dengan radang sendi. Radang sendi disebut artritis, sedangkan nyeri sendi disebut artralgia.

Berbeda dengan artritis, artralgia atau nyeri sendi terjadi karena cedera atau infeksi, tetapi tidak terjadi karena peradangan. Artralgia terjadi pada satu sendi, jika terjadi pada lebih dari satu sendi disebut polyarthralgia.

Radang Sendi Disebabkan Karena Apa?

Siapa saja dapat terkena sakit radang sendi. Akan tetapi ada faktor risiko yang membuat seseorang lebih rentan terkena sakit radang sendi. Apa saja faktor risiko tersebut? Berikut beberapa faktor yang dilansir dari laman Mayo Clinic.

1. Bawaan Keluarga

Beberapa jenis radang sendi bisa jadi merupakan bawaan keluarga. Jika orang tua atau saudara kandung Anda mengalami radang sendi, maka Anda juga berisiko mengalami radang sendi.

2. Jenis Kelamin

Rheumatoid arthritis lebih banyak menyerang wanita. Sedangkan pria lebih sering diserang asam urat dan jenis arthritis lain.

3. Usia

Semakin bertambahnya usia tentu semakin berisiko mengalami berbagai jenis penyakit, termasuk radang sendi, mulai dari osteoartritis, rheumatoid arthritis, dan asam urat.

4. Riwayat Cedera Sendi

Jika pernah mengalami cedera sendi, mungkin saat berolahraga atau karena kecelakaan, maka lebih berisiko mengalami radang sendi.

5. Kegemukan

Obesitas atau kegemukan membuat tulang belakang semakin berat menopang badan. Maka radang sendi pada bagian tulang belakang, pinggang, pinggul dan lutut berisiko terkena radang sendi.

Jenis Radang Sendi Berdasarkan Penyebabnya

Dilansir dari situs Mayo Clinic, ada dua jenis utama radang sendi, yaitu osteoartritis dan rheumatoid arthritis. Berikut ini ada beberapa jenis radang sendi yang harus Anda awasi.

1. Osteoartritis

Jenis radang sendi ini adalah yang paling umum dirasakan. Osteoartritis ini terjadi ketika tulang rawan sendi aus dan robek. Kerusakan yang cukup pada sendi dapat menyebabkan tulang langsung bergesekan dengan tulang lainnya, sehingga menyebabkan rasa sakit dan gerakan terbatas.

Keausan ini dapat terjadi selama bertahun-tahun dan dapat dipercepat oleh cedera sendi atau infeksi. Jika tulang rawan pada sendi rusak parah, maka lapisan sendi bisa meradang dan bengkak.

2. Rheumatoid Arthritis

Rheumatoid arthritis merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan kapsul sendi, selaput keras yang membungkus semua bagian sendi. Lapisan membran sinovial pun menjadi meradang dan membengkak. Penyakit kemudian dapat menghancurkan tulang rawan dan tulang di dalam sendi.

3. Ankylosing Spondylitis

Ankylosing spondylitis adalah radang yang seiring waktu dapat menyebabkan beberapa tulang di tulang belakang menyatu. Peleburan ini membuat tulang belakang kurang lentur dan dapat mengakibatkan postur tubuh menjadi bungkuk.

Penyakit ini akan semakin parah jika tulang rusuk juga ikut terpengaruh, maka akan menyebabkan kesulitan bernapas. Gejalanya sering diketahui pada awal masa dewasa.

4. Asam Urat (Encok)

Asam urat atau encok merupakan jenis radang sendi yang umum dan kompleks yang dapat menyerang siapa saja. Gejalanya seperti serangan rasa sakit yang tiba-tiba dan parah, bahkan sampai terjadi nyeri dan pembengkakan pada satu atau lebih persendian, sering kali menyerang jempol kaki.

5. Septic Arthritis

Jenis radang ini terjadi karena infeksi pada persendian yang diakibatkan penyebaran kuman melalui aliran darah dari bagian tubuh lain. Radang ini juga bisa terjadi ketika mengalami luka tembus, misalnya saat digigit binatang sehingga kuman langsung masuk ke dalam sendi.

Radang ini tidak mengenal usia. Sering kali septic arthritis menyerang bagian lutut, tetapi bisa juga di pinggul dan bahu. Orang dengan sendi buatan juga berisiko terkena radang ini.

Gejala Radang Sendi

Gejala radang sendi bisa muncul tiba-tiba, bertahap maupun terus menerus. Gejalanya bervariasi dan bagaimana kemunculannya pun berbeda-beda tergantung jenis radang sendi yang dialami. Berikut ini gejala yang paling umum muncul seperti dikutip dari Medical News Today.

1. Nyeri

Rasa nyeri ini bisa muncul secara datang dan pergi atau bisa juga secara konstan. Sendi yang terpengaruh pun bisa pada satu bagian atau bisa juga di banyak bagian tubuh.

2. Pembengkakan

Beberapa jenis radang sendi menimbulkan pembengkakan. Kulit di atas sendi yang terdampak akan menjadi merah dan bengkak serta terasa hangat saat disentuh.

3. Kaku

Rasa kaku biasanya terjadi pada saat tertentu, misalnya saat bangun tidur, berdiri setelah duduk lama, atau setelah berolahraga. Namun kekakuan juga bisa terjadi dalam waktu lama dan terus menerus.

4. Kesulitan Menggerakkan Sendi

Ketika kalian merasa sulit menggerakkan sendi atau terasa keras saat bangun dari kursi, maka bisa diindikasikan telah terjadi radang sendi.

5. Gejala Lain

Radang sendi jenis tertentu bisa menyebabkan gejala lain, misal menyebabkan masalah mata dan demam.

Tahap Diagnosis Radang Sendi di Rumah Sakit

Setelah mendapatkan informasi gejala yang dialami pasien, dokter akan melakukan diagnosis apakah yang dialami pasien adalah radang sendi atau penyakit lain. Tahap diagnosis ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu tes laboratorium dan pencitraan.

1. Tes laboratorium

Tes laboratorium ini dilakukan dengan mengambil sampel berbagai cairan dari tubuh, seperti darah, urine dan cairan sendi. Cairan sendi diperoleh dengan menyuntikkan jarum ke ruang sendi dan menyedot sejumlah cairan untuk diteliti.

2. Pencitraan

Ada berbagai tes pencitraan yang bisa digunakan untuk mendeteksi masalah persendian. Berikut beberapa contohnya.

  • Sinar X, yaitu pencitraan menggunakan radiasi tingkat rendah untuk memvisualisasikan tulang. Sinar-X dapat menunjukkan tulang rawan yang keropos dan kerusakan tulang. Sinar-X sering digunakan untuk melacak perkembangan penyakit.
  • Computerized Tomography (CT) Scan, yaitu memanfaatkan sinar-X untuk mengambil citra dari berbagai sudut dan digabungkan sehingga membuat tampilan utuh terkait tulang dan jaringan lunak di sekitarnya.
  • Magnetic Resonance Imaging (MRI), yaitu menggabungkan gelombang radio dengan medan magnet yang kuat, sehingga menghasilkan gambar penampang jaringan lunak yang lebih detail, seperti tulang rawan, tendon, dan ligamen.
  • Ultrasonik, yaitu menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk mencitrakan jaringan lunak, tulang rawan, dan struktur yang mengandung cairan di dekat sendi. Teknologi ultrasonografi ini digunakan untuk memandu penempatan jarum saat mengeluarkan cairan sendi atau menyuntikkan obat ke dalam sendi.

Cara Pengobatan Radang Sendi

Radang sendi dapat ditangani dengan berbagai cara. Setidaknya ada empat cara yang dapat dilakukan, yaitu melalui proses pengobatan, operasi, menggunakan obat herbal dan melakukan terapi fisik.

1. Pengobatan

Obat yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis radang sendi yang dialami. Beberapa jenis obat yang sering diberikan antara lain:

  • Analgesik, yaitu obat untuk pereda nyeri tanpa mengurangi kesadaran dan tidak mempengaruhi peradangan.
  • Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), yaitu pereda rasa sakit sekaligus pembengkakan.
  • Counterirritants, yaitu krim atau gel pereda nyeri yang mengandung mentol panas. Jika mengoles pada bagian radang maka akan memodulasi sinyal pada sendi sehingga meredakan rasa nyeri.
  • Disease-modifying antirheumatic drugs (DMARDs), berfungsi memperlambat atau menghentikan sistem imun yang dapat menyerang sendi.
  • Obat biologis, yaitu obat hasil rekayasa genetika yang menargetkan berbagai molekul protein yang terlibat dalam respons imun.
  • Kortikosteroid, untuk mengurangi sistem peradangan dan menekan sistem kekebalan tubuh.

2. Operasi

Operasi dilakukan untuk jenis radang sendi tertentu dan pada tingkatan tertentu sehingga harus dilakukan tindakan. Beberapa tindakan operasi antara lain:

  • Synovectomy
  • Total joint replacement (TJR)
  • Osteotomy
  • Joint fusion.

3. Obat Herbal

Beberapa obat herbal yang dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan antara lain kunyit, jahe, boswelia, kamomil, dan cakar setan.

4. Terapi Fisik

Selain melakukan pengobatan dan operasi, pasien juga disarankan mengikuti terapi secara teratur. Terapi ini dilakukan agar sendi terasa nyaman dan mencegah kerusakan lebih lanjut.

Komplikasi Radang Sendi

Radang sendi juga bisa berkaitan dengan penyakit lain sehingga menjadi sebuah penyakit komplikasi. Dilansir dari Verywell Health, berikut beberapa komplikasi penyakit terkait radang sendi.

1. Batu Ginjal

Batu ginjal berkaitan dengan asam urat atau encok. Jika kadar asam urat tinggi dan tidak diobati maka bisa menyebabkan batu ginjal.

2. Lupus

Komplikasi peradangan yang disebabkan oleh lupus dapat mempengaruhi sejumlah area tubuh, termasuk kulit, jantung, paru-paru, ginjal, darah, dan otak.

3. Juvenile Arthritis

Radang jenis ini menyerang anak usia di bawah 16 tahun. Radang ini bisa menyebabkan pengeroposan tulang karena proses inflamasi, pengobatan kortikosteroid dapat menghambat pembentukan tulang. Hal ini juga dapat menyebabkan osteoporosis dini atau bahkan patah tulang.

4. Komplikasi Paru-paru dan Jantung

Radang jenis Arthritis Rheumatoid bisa menjadi komplikasi dengan penyakit paru-paru dan jantung. Hal ini diperparah dengan kondisi obesitas dan kebiasaan merokok. Kondisi seperti ini banyak menyebabkan kematian.

Mencegah Radang Sendi dengan Pola Hidup Sehat

Pola hidup sehat dapat mencegah atau paling tidak bisa memperkecil risiko terserang penyakit, termasuk radang sendi. Berikut beberapa pola hidup sehat yang bisa Anda terapkan untuk menjaga kesehatan persendian, dilansir dari laman Mayo Clinic dan Medical News Today.

1. Kurangi Berat Badan

Kelebihan berat badan membuat persendian akan semakin sulit menahan beban. Maka kurangilah berat beban Anda dengan berolahraga dan diet.

2. Olahraga

Olahraga teratur juga baik untuk kesehatan. Namun bagi kalian yang berisiko mengalami radang sendi, pilihlah olahraga yang cocok, seperti berenang, aerobik air, jalan santai.

3. Diet

Diet bukan selalu mengurangi berat badan, tetapi mengatur pola makan secara tepat. Beberapa makanan yang cocok antara lain ikan, kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran.

Nah demikian tadi penjelasan lengkap mengenai radang sendi atau yang disebut artritis. Sekarang kalian sudah mengetahui gejala dan penyebab dari radang sendi. Mulai sekarang, lakukan olahraga yang tepat secara teratur dan diimbangi dengan makan makanan bergizi seimbang.



Simak Video "Sidang Kasus Gagal Ginjal Akut Bakal Dilanjutkan Pekan Depan"
[Gambas:Video 20detik]
(bai/fds)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT