Takipnea Adalah Kondisi Laju Pernapasan Terlalu Cepat, Simak Cara Mengobatinya

Takipnea Adalah Kondisi Laju Pernapasan Terlalu Cepat, Simak Cara Mengobatinya

Anindyadevi Aurellia - detikHealth
Senin, 13 Feb 2023 18:37 WIB
Woman suffering an anxiety
Ilustrasi takipnea. Foto: Getty Images/iStockphoto/bymuratdeniz
Jakarta -

Takipnea adalah pernapasan yang cepat dan dangkal. Kondisi ini bisa disebabkan akibat kekurangan oksigen atau terlalu banyak karbon dioksida.

Yuk ketahui lebih lanjut mengenai takipnea terkait penyebab, gejala, hingga pengobatannya. Simak penjelasannya di bawah ini,

Apa yang Dimaksud dengan Takipnea?

Mengutip Cleveland Clinic, takipnea adalah istilah medis untuk kondisi pernapasan cepat dan dangkal. Jika laju napas cepat kemudian normal maka kondisi ini disebut dengan transient tachypnea.

Takipnea bisa dialami oleh bayi dan orang dewasa. Umumnya dialami oleh bayi prematur atau orang dewasa dengan kondisi pernapasan seperti asma dan COPD.

Jika biasanya pernapasan cepat dialami saat berolahraga atau melakukan aktivitas berat, tapi pada takipnea gejalanya bisa dirasakan saat tubuh sedang beristirahat.

ADVERTISEMENT

Penyebab Terjadinya Takipnea?

Menurut VeryWell Health, takipnea bisa disebabkan oleh penyebab fisiologis dan patologis. Penyebab fisiologis dari takipnea adalah:

1. Hipoksemia dan Hiperkapnia

Hipoksemia adalah tingkat oksigen yang rendah dalam darah, sementara hiperkapnia yaitu peningkatan karbon dioksida dalam darah. Kedua hal ini bisa menyebabkan takipnea.

2. Keidakseimbangan Asam dan Basa dalam Tubuh

Tubuh yang merasakan darah yang terlalu asam akan mengeluarkan karbon dioksida dari paru-paru dalam upaya membersihkan tubuh dari asam.

3. Demam

Pernafasan akan menjadi lebih cepat saat tubuh mencoba melepaskan panas.

Sementara itu, ada beberapa kondisi medis yang bisa menyebabkan takipnea, yaitu:

1. Penyakit Paru-paru

Penyakit paru-paru bisa menurunkan kadar oksigen atau meningkatkan kadar karbon dioksida.

Adapun penyakit paru-paru yang menimbulkan gejala takipnea adalah asma, pneumonia, fibrosis paru, paru-paru kolaps. emboli paru, kanker paru dan masih banyak lagi.

2. Penyakit/ Kondisi tertentu yang Berkaitan dengan Jantung

Kondisi seperti gagal jantung dan anemia bisa mengakibatkan perubahan kardiovaskular. Hal ini bisa menyebabkan seseorang mengalami takipnea

3. Hiperventilasi

Hiperventilasi bisa terjadi karena sakit, merasa cemas atau kondisi lainnya

4. Asidosis Metabolik

Asidosis metabolik terjadi saat kadar asam di darah terlalu tinggi dan laju pernapasan meningkat untuk mengeluarkan karbon dioksida.

Penyebabnya antara lain asidosis diabetik, asidosis laktat dan ensefalopati hepatik.

5. Kondisi Terkait Sistem Saraf Pusat

Kondisi yang dimaksud misalnya adalah kelainan otak seperti tumor otak.

6. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Penggunaan obat-obatan seperti aspirin, stimulan dan mariyuana bisa menyebabkan laku pernapasan yang cepat dan dangkal.

Selain itu, meski bukan penyebab langsung, kemoterapi yang bisa menyebabkan anemia dapat memperburuk takipnea

Gejala Takipnea

Gejala takipnea bisa dirasakan penderitanya. Dikutip dari Cleveland Clinic dan Medical News Today, berikut gejala takipnea pada orang dewasa:

  1. Warna biru atau abu-abu pada kulit, kuku dan/atau bibir
  2. Nyeri dada
  3. Sulit bernapas
  4. Sesak napas
  5. Merasa seolah tak bisa mendapat cukup udara

Sementara takipnea pada bayi dapat terlihat dari:

  1. Anggukan kepala
  2. Lubang hidung melebar
  3. Retraksi dada
  4. Mendengus atau tanda-tanda sesak napas lainnya

Cara Diagnosis Takipnea

Kamu bisa memeriksa laju pernapasan di rumah dengan menghitung berapa banyak nafas yang diambil per menit.

Tingkat pernapasan normal untuk bayi adalah antara 40 sampai 60 napas per menit.

Sementara, orang dewasa memiliki tingkat pernapasan normal 12 sampai 25 napas per menit saat istirahat atau tak ada aktivitas.

Adapun beberapa alat diagnostik untuk takipnea adalah

  1. Oksimetri: Sebuah 'klip' yang ditempatkan di jari untuk memperkirakan jumlah oksigen dalam darah
  2. Rontgen dada: Rontgen bisa dengan cepat menemukan beberapa penyebab takipnea, seperti penyakit paru-pari yang kolaps
  3. Tes fungsi paru: Tes ini sangat membantu saat menghadapi kondisi seperti COPD dan asma
  4. Tes gula darah: Tes gula darah sering dilakukan untuk memastikan asidosis diabetik
  5. Chest computerized Tomography (CT): Tes ini dilakukan untuk mencari penyakit paru-paru atau tumor

Cara Mengobati Takipnea

Dalam pengobatan takipnea, penyedia layanan kesehatan bisa memberikan oksigen melalui masker atau tabung yang ditempatkan di lubang hidung. Perawatan ini umum dilakukan pada bayi dan anak kecil.

Sementara, perawatan takipnea untuk orang dewasa biasanya melibatkan pengambilan napas dalam yang lambat.

Kamu bisa bernafas menggunakan diafragma sambil menarik nafas melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut/hidung.

Teknik pernapasan ini bisa membantumu rileks dengan mendorong paru-paru terisi udara dan mengembang sepenuhnya.

Namun, jika takipnea menyebabkan gangguan pernapasan yang parah, kamu bisa mendapatkan perawatan medis darurat, misalnya:

  1. Oksigen melalui mesin continuous positive airway pressure (CPAP)
  2. Udara dari mesin ventilator yang menggerakkan udara masuk dan keluar dari paru-paru.

Selain itu, pengobatan takipnea juga bergantung pada penyebabnya. Perawatan yang bisa dilakukan yaitu untuk mengatasi gejala takipnea dan mencegahnya berulang.

Jenis pengobatannya meliputi:

  1. Minum obat seperti antibiotik, antikoagulan dan antihistamin
  2. Menggunakan inhaler
  3. Terapi perilaku kognitif untuk kecemasan.

Itulah penjelasan mengenai takipnea, penyebab, cara diagnosa dan mengatasinya. Takipnea adalah kondisi yang perlu kamu waspadai.

Hubungi dokter apabila kamu mengalami gejala takipnea seperti sulit bernafas, nyeri dada, pernapasan cepat yang belum pernah dialami sebelumnya dan kulit, kuku, bibir biru atau abu-abu.

Sebagian besar kasus takipnea memang tidak mengancam jiwa, namun kekurangan oksigen bisa membahayakan tubuh dan mempengaruhi fungsi otak dan jantung jika gejalanya terus berlanjut tanpa diobati.




(aau/inf)