10 Efek Begadang Bagi Kesehatan, Waspada Penyakit Kronis Mengintai

10 Efek Begadang Bagi Kesehatan, Waspada Penyakit Kronis Mengintai

Elmy Tasya Khairally - detikHealth
Selasa, 21 Feb 2023 11:56 WIB
10 Efek Begadang Bagi Kesehatan, Waspada Penyakit Kronis Mengintai
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Begadang memiliki efek yang buruk untuk kesehatan. Mungkin terkesan sepele, namun ternyata, begadang bisa membuatmu terkena berbagai penyakit.

Sehingga tidur yang cukup diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk beristirahat. Lantas, apa saja efek begadang bagi kesehatan?

Efek Begadang Bagi Kesehatan

Efek begadang yang mengintai kesehatan di antaranya adalah terkena gula darah tinggi hingga penyakit jantung. Berikut penjelasannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Gula Darah Tinggi

Dikutip dari Bustle, sebuah studi di tahun 2015 mengungkapkan masalah kesehatan seperti gula darah tinggi dengan orang-orang dengan kegiatan di malam hari.

Dilakukan dengan sampel yang relatif kecil, penelitian ini menunjukkan bahwa peserta wanita yang begadang cenderung memiliki gula darah tinggi.

ADVERTISEMENT

Hiperglikemia atau gula darah yang sangat tinggi seringkali dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya seperti sakit kepala sampai penyakit kardiovaskular dan kerusakan ginjal.

2. Terkena Penyakit Jantung

Sebuah studi menunjukkan bahwa tidur yang cukup teratur dan begadang di akhir pekan masih memiliki kemungkinan dapat mempengaruhi kesehatan.

Peneliti menyebut pola tidur ini sebagai social jet lag dan mengaitkan pengaruhnya dengan penyakit jantung.

Pada faktanya, para peneliti menemukan bahwa setiap jadwal tidur yang berubah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebesar 11 persen.

3. Rentan Sakit

Tidur berdampak pada sistem kekebalan tubuh. Jika kamu mulai sakit dan tak bisa tidur nyenyak, kondisi ini sebenarnya membuat tubuh kekurangan waktu untuk melawan penyakit.

4. Depresi

Mengutip All Things Health, saat tidur, tekanan darah akan turun. Namun, proses alami ini tidak terjadi pada orang-orang yang begadang.

Dampaknya, sistem saraf simpatik diaktifkan pada malam hari dan menyebabkan stres.

Sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan, orang yang suka begadang mengatakan sering mengalami gejala depresi. Hal ini terutama berlaku pada peserta yang juga menderita diabetes tipe-2.

5. Mempengaruhi Kinerja Otak

Tidur membantu membersihkan zat beracun seperti protein beta-amiloid. Zat ini ditemukan pada pasien demensia dan memperburuk fungsi kognitif mereka.

Selain mempengaruhi kinerja kognitif, gangguan tidur juga mempengaruhi kemampuan untuk bereaksi, memperhatikan, dan mengingat.

Mengutip Bustle, sebuah laporan pada tahun 2016 dari Texas A&M menunjukkan bahwa begadang untuk belajar seringkali menyebabkan kurang tidur.

Hal ini tidak membantu memori jangka panjang dan berdampak negatif pada kinerja otak.

6. Risiko Penyakit Hati

Menurut studi tahun 2017, para ilmuwan di Swiss menemukan bahwa organ hati berfungsi sesuai dengan siklus tidur dan bangun seseorang.

Organ hati mempelajari ritme sirkadian tubuh (proses internal dan alami yang mengatur siklus tidur-bangun yang diulangi kira-kira 24 jam) dengan mencatat fase aktif di siang hari dan fase pasif di malam hari.

Organ hati akan mengembang di siang hari dan menyusut ke ukuran aslinya di malam hari. Begadang akan membingungkan dan mengganggu kerja organ ini.

Studi lainnya bahkan mengungkapkan bahwa kurang tidur di malam hari bisa meningkatkan risiko fibrosis hati.

Selain itu, dipercayai pula bahwa tidur larut malam bisa mengganggu kinerja liver. Sirkulasi darah berfokus pada hati antara jam 11 malam-3 pagi.

Jika seseorang masih begadang sampai waktu itu, hati akan bekerja lebih keras dan bisa merusak dirinya sendiri. Organ yang memiliki peran besar dalam menghilangkan racun ini bisa mempengaruhi kesehatan.

7. Gangguan Pencernaan

Siklus tidur-bangun dipengaruhi oleh pelepasan sitokin, protein kecil yang mengatur pertumbuhan dan aktivitas sel lain.

Akibatnya, kurang tidur bisa mengaktifkan sitokin inflamasi yang ditemukan di sebagian besar gangguan pencernaan seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD) hingga sindrom iritasi usus besar.

Selain itu, durasi tidur yang pendek juga dikaitkan dengan obesitas. Terlebih, biasanya orang yang begadang biasanya makan di jam tidur yang tidak dianjurkan. Hal ini bisa membahayakan pencernaan.

8. Penuaan Kulit

Kualitas tidur yang buruk bisa mempengaruhi berbagai masalah yang berhubungan dengan kulit, terutama di sekitar mata dan mulut.

Sebuah studi pada tahun 2015 menemukan hubungan antara kualitas tidur yang buruk dengan penuaan kulit.

Orang yang tidur selama 7 sampai 9 jam memiliki fungsi penghalang kulit yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidur kurang dari lima jam sehari.

9. Penyakit Ginjal

Studi pada tahun 2017 menunjukkan bahwa orang dengan kualitas tidur yang buruk mengalami peningkatan hiperfiltrasi glomerulus. Kondisi ini dikaitkan dengan fase awal penyakit ginjal.

Sementara itu, studi lainnya oleh Journal of American Society of Nephrology juga memiliki hasil yang sama.

Temuannya mengungkapkan bahwa gangguan tidur bisa memicu proteinuria atau protein yang berlebihan dalam urin. Hal ini bisa menyebabkan penyakit ginjal.

10. Tekanan Darah Tinggi

Menurut Asisten Profesor Kedokteran, Paru, Perawatan Kritis, dan Obat Tidur di Icahn School of Medicine and Mount Sinai Health System, Andrew Varga, orang yang begadang lebih berisiko terkena hipertensi daripada yang tidak begadang.

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, kondisi umum ini terjadi saat kekuatan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi.

Sementara itu, pola makan yang tak sehat atau kurang berolahraga bisa menyebabkan kemungkinan hipertensi lebih besar pada orang yang begadang.

Jadi, tidur yang cukup dan berkualitas diperlukan untuk menjaga kesehatan, sehingga efek begadang yang buruk tak kamu rasakan. Semoga informasi ini bermanfaat detikers.




(elk/inf)

Berita Terkait