Bell's Palsy Adalah Kelumpuhan Otot Wajah, Kenali Penyebab dan Pengobatannya

Bell's Palsy Adalah Kelumpuhan Otot Wajah, Kenali Penyebab dan Pengobatannya

Elmy Tasya Khairally - detikHealth
Selasa, 28 Feb 2023 18:37 WIB
Bells Palsy Adalah Kelumpuhan Otot Wajah, Kenali Penyebab dan Pengobatannya
Foto: internet
Jakarta -

Bell's palsy adalah kondisi dimana satu sisi wajah mengalami kelemahan atau kelumpuhan. Kelemahan ini membuat separuh wajah tampak terkulai.

Apa penyebab dari Bell's palsy? Gejalanya apa saja? Adakah cara mencegah kondisi ini? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Pengertian Bell's Palsy

Bell's palsy adalah kelainan saraf yang menyebabkan kelumpuhan atau kelemahan pada salah satu sisi wajah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini terjadi saat salah satu saraf yang mengontrol otot di wajah cedera atau berhenti bekerja dengan baik.

Penderita Bell's palsy biasanya merasakan nyeri dan ketidaknyamanan pada satu sisi wajah atau kepala.

ADVERTISEMENT

Menurut Hopkins Medicine, rasa tak nyaman ini dimulai tiba-tiba dan memburuk selama 48 jam. Bell's palsy tidak permanen, tapi dalam kasus yang jarang terjadi kondisi ini tidak hilang.

Penyebab Bell's Palsy

Menurut Hopkins Medicine, penyebab Bell's palsy tidak diketahui. Namun, kondisi ini diduga karena peradangan yang diarahkan sistem kekebalan tubuh terhadap saraf yang mengendalikan gerakan wajah.

Terkadang, Bell's palsy dikaitkan dengan hal-hal berikut ini:

  1. Diabetes
  2. Tekanan darah tinggi
  3. Cedera
  4. Racun
  5. Penyakit Lyme
  6. Sindrom Guillain-Barre
  7. Sarkoidosis
  8. Myasthenia gravis
  9. Sklerosis ganda

Bell's palsy juga dikaitkan dengan infeksi virus. Beberapa virus yang dikaitkan dengan Bells palsy adalah virus yang menyebabkan:

  1. Luka dingin dan herpes genital (herpes simpleks)
  2. Cacar air dan herpes zoster (herpes zoster)
  3. Mononukleosis menular (Epstein-Barr)
  4. Infeksi sitomegalovirus
  5. Penyakit pernapasan
  6. Campak Jerman (rubella)
  7. Gondongan (virus gondongan)
  8. Flu (Influenza B)
  9. Penyakit tangan-kaki-dan-mulut (coxsackievirus)

Gejala Bell's Palsy

Mengutip Mayo Clinic dan National Health Service, beberapa gejala Bell's palsy yang datang tiba-tiba adalah:

  1. Serangan cepat dari kelemahan ringan sampai kelumpuhan total pada satu sisi wajah. Ini terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari.
  2. Wajah kesulitan membuat ekspresi, seperti menutup mata atau tersenyum.
  3. Nyeri di sekitar rahang atau di dalam atau di belakang telinga pada sisi yang sakit.
  4. Peningkatan kepekaan pada suara di sisi yang terkena Bell's palsy.
  5. Sakit kepala.
  6. Mati rasa.
  7. Perubahan jumlah air mata dan air liur yang dihasilkan.
  8. Meneteskan air liur.
  9. Dalam kasus yang jarang terjadi, Bell's palsy bisa mempengaruhi kedua sisi wajah.

Cara Diagnosis Bell's Palsy

Tenaga kesehatan biasanya mendiagnosis Bell's palsy dengan melihat gejala yang dirasakan.

Tak ada tes khusus untuk mendiagnosis kondisi ini. Akan tetapi, tenaga kesehatan mungkin akan melakukan tes terkait kondisi kesehatan lain yang bisa menyebabkan gejala yang sama dengan bell's palsy.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan atau kerusakan saraf.

Adapun tes yang dilakukan adalah:

  1. Elektromiografi (EMG): untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan saraf pada gejala Bell's Palsy.
  2. Tes darah: untuk menentukan apakah ada kondisi lain seperti diabetes atau penyakit Lyme.
  3. Magnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography (CT) untuk menentukan apakah ada penyebab struktural dari gejala yang dirasakan.

Pengobatan Bell's Palsy

Pengobatan dilakukan pada penyebab spesifik dari Bell's palsy. Namun, apabila penyebab tidak teridentifikasi, gejalanya diobati sesuai kebutuhan.

Perawatan yang direkomendasikan untuk Bell's palsy adalah melindungi mata agar tidak kering di malam hari atau ketika bekerja di depan komputer.

Perawatan mata ini bisa dengan obat tetes pada siang hari atau salep pada waktu tidur. Hal ini dilakukan untuk membantu melindungi kornea agar tidak tergores.

Selain itu, tenaga kesehatan juga kemungkinan akan melakukan perawatan lain untuk mengobati Bell's palsy berdasarkan gejala dan riwayat kesehatan pasien.

Berikut beberapa pilihan perawatan lainnya:

  1. Steroid untuk mengurangi peradangan
  2. Obat antivirus seperti asiklovir
  3. Analgesik atau kompres hangat untuk meredakan nyeri
  4. Terapi fisik untuk merangsang saraf wajah

Adapun terapi alternatif yang biasanya dilakukan penderita Bell's palsy adalah

  1. Relaksasi
  2. Akupuntur
  3. Stimulasi listrik
  4. Pelatihan biofeedback
  5. Terapi vitamin, termasuk B12, B6, dan mineral seng

Pencegahan Bell's Palsy

Sebab kemungkinan disebabkan oleh infeksi, Bell's palsy tidak bisa dicegah. Biasanya, seseorang hanya akan terkena Bell's palsy satu kali, tapi kadang-kadang juga bisa terulang.

Mengutip situs Kementerian Kesehatan, meski tak bisa dicegah, kamu bisa melakukan upaya berikut untuk menurunkan risiko terjadinya Bell's palsy, yaitu:

  1. Mengontrol penyakit yang bisa menyebabkan Bell's palsy
  2. Menghindari paparan udara dingin yang berlebihan
  3. Menurunkan berat badan atau menjaga berat badan agar tetap ideal

Komplikasi Bell's Palsy

Mengutip Mayo Clinic, pada umumnya Bell's palsy hilang dalam waktu satu bulan. Namun ada beberapa kasus yang lebih parah sehingga kondisi ini bertahan lebih lama.

Di samping itu, terdapat komplikasi yang mungkin terjadi pada Bell's palsy, seperti:

  1. Kerusakan permanen pada saraf wajah
  2. Pertumbuhan kembali serabut saraf yang tidak teratur. Hal ini menyebabkan kontraksi otot tertentu yang tak disengaja saat sedang menggerakkan otot lain. Misalnya, saat tersenyum salah satu mata tertutup.
  3. Kebutaan sebagian atau seluruhnya pada mata yang tak mau menutup. Hal ini disebabkan oleh kekeringan yang berlebihan dan garukan pada lapisan kornea.

Itulah penjelasan mengenai Bell's Palsy mulai dari pengertian, penyebab, gejala, cara mencegah, mengobati hingga komplikasinya. Semoga informasi ini bermanfaat.




(elk/inf)

Berita Terkait