Apa Itu Sleep Apnea? Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

Apa Itu Sleep Apnea? Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya

Elmy Tasya Khairally - detikHealth
Selasa, 28 Feb 2023 19:02 WIB
Apa Itu Sleep Apnea? Gejala, Penyebab, dan Cara Pencegahannya
Foto: Thinkstock
Jakarta -

Sleep apnea adalah gangguan tidur yang berpotensi serius. Kondisi ini terjadi saat pernapasan berulang kali berhenti.

Saat kamu mendengkur keras dan merasakan lelah meski sudah tidur semalaman, kamu mungkin mengalami sleep apnea. Simak penjelasan mengenai sleep apnea berikut ini.

Definisi Sleep Apnea

Dikutip dari Cleveland Clinic, sleep apnea adalah kondisi yang menyebabkan seseorang berhenti bernapas saat sedang tidur. Kata 'apnea' berasal dari bahasa Yunani yang berarti terengah-engah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sleep apnea terjadi karena penyumbatan jalan napas atau karena otak tidak mengontrol pernapasan dengan benar.

Kondisi ini mencegah tidur nyenyak dan juga bisa memberikan efek lain, salah satunya adalah memberi tekanan pada jantung yang berpotensi menyebabkan kematian.

ADVERTISEMENT

Jenis-jenis sleep apnea

Terdapat ada tiga jenis sleep apnea, mulai dari yang ringan sampai yang berat.

1. Sleep Apnea Obstruktif

Mengutip Mayo Clinic, sleep apnea obstruktif merupakan bentuk paling umum dari sleep apnea. Kondisi ini terjadi saat otot tenggorokan mengendur dan menghalangi jalannya udara ke paru-paru

2. Sleep Apnea Sentral

Sleep apnea sentral terjadi saat otak tidak mengirimkan sinyal yang tepat ke otot yang mengontrol pernapasan.

3. Sleep Apnea Kompleks

Menurut Siloam Hospital, sleep apnea kompleks merupakan gabungan dari sleep apnea obstruktif dan sleep apnea sentral. Gejalanya semakin kompleks apabila dibandingkan dengan jenis-jenis sleep apnea lainnya.

Gejala Sleep Apnea

Mengutip Mayo Clinic dan Cleveland Clinic, gejala sleep apnea obstruktif dan sentral yang paling umum adalah sebagai berikut:

  • Mendengkur keras
  • Terengah-engah saat tidur
  • Mulut kering saat bangun tidur
  • Sakit kepala di pagi hari
  • Kesulitan untuk tidur atau insomnia
  • Kantuk di siang hari yang berlebih atau hipersomnia
  • Perubahan suasana hati, gejala umumnya meliputi depresi dan kecemasan
  • Merasa lelah saat bangun tidur
  • Gangguan pada fungsi otak, misalnya kesulitan berkonsentrasi atau kehilangan ingatan
  • Jeda nafas saat tidur yang dilihat oleh orang lain
  • Bangun berulang kali di tengah malam
  • Berkeringat di malam hari
  • Disfungsi seksual
  • Bangun dengan sesak nafas atau seperti tersedak

Faktor-faktor Risiko yang Meningkatkan Sleep Apnea

Sleep apnea bisa menyerang siapapun, mula dari anak-anak hingga dewasa. Berikut faktor-faktor risiko terkena sleep apnea berdasarkan jenisnya.

1. Sleep Apnea Obstruktif

Berikut beberapa faktor yang berisiko menyebabkan sleep apnea obstruktif.

-Kelebihan Berat Badan

Obesitas meningkatkan risiko sleep apnea obstruktif, sebab timbunan lemak di sekitar saluran nafas bagian atas bisa menghalangi pernapasan.

-Lingkar Leher Tebal

Orang dengan lingkar leher yang tebal kemungkinan memiliki saluran udara yang lebih sempit.

-Jalan Nafas Menyempit

Tenggorokan yang sempit, misalnya karena amandel atau adenoid yang membesar bisa menyumbat jalan nafas, terutama pada anak-anak.

-Jenis Kelamin Laki-laki

Laki-laki memiliki kemungkinan 2-3 kali terkena sleep apnea dari pada wanita.

-Usia

Sleep apnea terjadi secara signifikan pada orang yang tua.

-Genetik

Memiliki anggota keluarga yang mengalami sleep apnea akan meningkatkan risiko terkena sleep apnea.

-Penggunaan Alkohol atau Obat Penenang

Zat-zat ini dapat mengendurkan otot di tenggorokan.

-Merokok

Perokok tiga kali lebih mungkin mengalami sleep apnea obstruktif daripada yang tidak merokok.

-Hidung Tersumbat

Kesulitan bernapas, baik karena masalah anatomi ataupun karena alergi, meningkatkan kemungkinan mengalami sleep apnea obstruktif.

-Kondisi Medis

Kondisi seperti gagal jantung kongestif, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe 2 meningkatkan risiko apnea obstruktif.

2. Sleep Apnea Sentral

Berikut beberapa faktor yang berisiko menyebabkan sleep apnea sentral.

-Usia

Sama seperti sleep apnea obstruktif, orang paruh baya dan lebih tua memiliki risiko lebih tinggi terkena sleep apnea sentral.

-Jenis Kelamin Laki-laki

Sleep apnea sentral juga lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan.

-Gangguan jantung

Kondisi gagal jantung kongestif meningkatkan risiko terkena sleep apnea sentral.

-Menggunakan Obat Nyeri Narkotik

Obat-obatan opioid, seperti metadon meningkatkan risiko apnea tidur.

-Stroke

Orang yang menderita stroke atau memiliki riwayat penyakit stroke berisiko terkena sleep apnea sentral.

Komplikasi Sleep Apnea

Mengutip Sleep Foundation, sleep apnea dapat mengurangi kualitas tidur. Efek kurang tidur ini akan diperparah dengan sleep apnea yang mempengaruhi kadar oksigen dalam tubuh.

Selain itu, sleep apnea obstruktif dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari beragam masalah kesehatan, yaitu:

  1. Penyakit kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, stroke, gagal jantung, penyakit jantung, dan detak jantung tidak normal.
  2. Gangguan metabolisme, termasuk diabetes tipe 2.
  3. Hipertensi pulmonal, yaitu tekanan darah tinggi di paru-paru yang menyebabkan tekanan berlebih pada jantung.
  4. Masalah berpikir seperti gangguan memori dan konsentrasi.
  5. Peningkatan timbunan lemak di hati yang dapat menyebabkan kerusakan hati yang serius.
  6. Komplikasi terkait anestesi selama operasi.

Sementara pada sleep apnea sentral, komplikasi yang terjadi bergantung pada masalah medis yang menyebabkan gangguan pernapasan.

Cara Diagnosis Sleep Apnea

Mengutip Cleveland Clinic, tes yang paling umum untuk mendiagnosis sleep apnea yaitu:

1. Polysomnogram

Polysomnogram merupakan tes dengan tidur semalaman di fasilitas medis. Tempat di mana pasien tidur dibuat senyaman mungkin.

Tes melibatkan sensor yang memantau detak jantung, pernapasan, kadar oksigen darah, gelombang otak, dan lainnya. Para ahli menganggap tes ini sebagai standar untuk mendiagnosis sleep apnea.

2. Tes Apnea di Rumah

Pada tes ini, seseorang menyelesaikan tes apnea di rumah. Mirip dengan polysomnogram, tapi tidak melibatkan pemantauan gelombang otak.

Kekurangannya, tes ini tidak dapat mendiagnosa sleep apnea sentral dan bukan pilihan untuk kondisi sleep apnea yang lebih parah.

Pengobatan Sleep Apnea

Menurut NHS, sleep apnea kadang bisa diobati dengan mengubah gaya hidup seperti menurunkan berat badan, berhenti merokok, dan mengurangi jumlah alkohol yang diminum.

Selain iu, ada banyak orang yang menggunakan mesin CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) untuk mengatasi sleep apnea.

Mesin ini memompa udara ke dalam masker yang dikenakan di mulut atau hidung saat penderita sleep apnea tidur.

Mesin ini bisa membantu meningkatkan pernapasan saat tidur, meningkatkan kualitas tidur dan mengurangi risiko masalah yang terkait dengan sleep apnea, seperti tekanan darah tinggi.

Di samping itu, perawatan lainnya yang terkadang digunakan untuk sleep apnea adalah perangkat seperti pelindung gusi yang menahan saluran udara tetap terbuka saat tidur.

Tindakan operasi juga mungkin diperlukan untuk membantu pernapasan. Misalnya bila sleep apnea terjadi karena amandel.

Pencegahan Sleep Apnea

Menurut Family Doctor, ada beberapa upaya yang bisa kamu lakukan untuk mencegah sleep apnea.

  1. Hentikan semua penggunaan alkohol atau obat tidur. Sebab, hal ini bisa mengendurkan otot di bagian belakang tenggorokan dan membuatmu sulit bernapas.
  2. Berhenti merokok.
  3. Turunkan berat badan atau pertahankan berat badan ideal.
  4. Tidur dalam posisi miring/menyamping, bukan telentang.

Itulah penjelasan mengenai sleep apnea, mulai dari pengertian, jenis-jenis, gejala, cara mengobati, cara diagnosa, hingga pencegahannya. Semoga informasi ini bermanfaat ya.




(elk/inf)

Berita Terkait