Rematik merupakan penyakit yang menyerang otot, terutama persendian. Ada beberapa pantangan rematik yang perlu diketahui mulai dari makanan berlemak hingga merokok.
Mengutip buku Terapi Pijat Telinga, rematik seringkali menyerang anggota gerak kanan bagian bawah yaitu sendi lutut atau pada anggota gerak kanan bagian atas seperti siku lengan. Yuk ketahui lebih lanjut!
Pantangan bagi Penderita Rematik
Beberapa makanan dan gaya hidup yang tidak sehat menjadi pantangan bagi penderita rematik. Berikut penjelasannya:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Daging Merah Olahan
Mengutip Rheumatoid Arthritis, banyak produksi daging olahan yang menambahkan bahan pengawet, bahan buatan, dan tambahan lainnya.
Bahan bahan kimia yang asing bagi tubuh ini bisa menyebabkan reaksi peradangan, terutama bagi penderita rematik.
Oleh sebab itu, hindari mengkonsumsi daging olahan yang sudah dimasak dengan minyak terhidrogenasi dan mengandung lemak jenuh. Kurangi asupan daging merah, kamu bisa menggantinya dengan ikan.
Sementara itu, menurut dr Haluna Kuzyshyn, dewan bersertifikat di reumatologi dan penyakit dalam, daging mengandung produksi akhir glikasi lanjut tingkat tinggi (AGEs), racun yang menghasilkan reaksi peradangan dan menyebabkan kerusakan jaringan di dalam tubuh.
"Saat memasak daging pada tingkat panas yang sangat tinggi, seperti menggoreng, memanggang lebih banyak mengandung AGEs terbentuk dalam makanan yang memicu respon peradangan," kata dr Haluna.
Sebagai gantinya, disarankan untuk mengukus atau merebus protein tanpa lemak.
2. Makanan Berlemak
Lemak trans atau asam lemak tak jenuh biasanya ditemukan dalam makanan kemasan, margarin, dan minyak sayur. Umumnya digunakan untuk mengurangi pembusukan makanan. Namun makanan ini sebaiknya dihindari oleh penderita rematik.
Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi lemak trans bisa meningkatkan peradangan. Lemak trans juga bisa meningkatkan risiko insulin dan obesitas yang dikenal sebagai faktor risiko rematik.
Diet tinggi lemak trans berpotensi memperburuk gejala rematik. Makanan yang diproses atau dimasak dengan minyak terhidrogenasi (minyak kanola dan minyak sayur yang dimasukkan melalui proses hidrogenasi) kemungkinan besar mengandung lemak trans.
Tak hanya itu, jenis lemak ini juga bisa meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
3. Pengawet dan Penguat Rasa
Monosodium glutamat (MSG), bahan kimia yang ditambahkan ke banyak makanan sebagai penambah rasa ini terbukti memicu peradangan. Sehingga penderita rematik perlu menghindari pengawet dan penguat rasa.
4. Makanan dengan Gula dan Karbohidrat Olahan
Makanan atau minuman yang mengandung gula dan karbohidrat olahan bisa memicu pelepasan sitokin atau pembawa pesan peradangan pada tubuh.
Dr Haluna Kuzyshyn mengatakan bahwa soda, jus dan kue kering yang penuh gula bisa menyebabkan peradangan.
Oleh sebab itu, kamu perlu menghindari pemanis yang diakhiri-osa seperti fruktosa, sukrosa dan glukosa. Gula yang disebut fruktosa dan glukosa merupakan bahan dasar gula rafinasi yang bisa memicu peradangan saat dicerna.
Bukan berarti tak boleh memakan kue sama sekali, tapi pastikan hanya mengkonsumsinya sesekali dan tidak berlebihan.
5. Merokok
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa merokok menjadi faktor risiko terkena rematik.
Mengutip National Rheumatoid Arthritis Society, risiko ini berkaitan dengan jumlah rokok yang dihisap per hari dan seberapa lama orang merokok. Namun merokok intensitas ringan secara signifikan bisa meningkatkan risiko pengembangan rematik.
Risiko rematik ini bisa menurun dari waktu ke waktu bila berhenti merokok. Meski menurun, risiko ini tetap lebih tinggi dibandingkan dengan non perokok.
Merokok juga dikaitkan dengan rematik yang lebih parah dan lebih banyak kerusakan sendi. Selain itu, bisa meningkatkan risiko pada penyakit seperti kardiovaskular pada pasien rematik.
6. Alkohol
Terlalu banyak alkohol bisa menyebabkan kerusakan hati, meningkatkan toksisitas hati akibat obat, dan menyebabkan peradangan.
Jika seseorang mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid atau asetaminofen, alkohol bisa meningkatkan risiko pendarahan lambung dan masalah hati.
7. Aktivitas Berulang dan Benturan Keras
Mengutip Mayo Clinic, selain menjaga makanan dan minuman, serta berhenti merokok, penderita rematik juga perlu menghindar aktivitas yang melibatkan benturan keras dan gerakan berulang. Contohnya seperti:
- Berlari
- Melompat
- Tenis
- Aerobik
- Mengulangi gerakan seperti servis tenis yang berulang kali
Meski begitu, di sisi lain, olahraga teratur bisa meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas penderita rematik.
Otot yang lebih kuat bisa menopang sendi yang lebih baik dan fleksibilitas yang lebih baik bisa membantu fungsi sendi. Kamu bisa berjalan untuk mencegah osteoporosis yang diakibatkan oleh rematik
Itulah berbagai pantangan rematik yang harus diketahui oleh penderitanya. Selain menghindari hal-hal di atas, jauhkan juga diri dari pikiran negatif karena bisa meningkatkan rasa sakit.
Daripada fokus pada rasa sakit dan memiliki fikiran negatif, kamu bisa alihkan dengan melakukan kegiatan yang kamu sukai. Semoga informasi ini bermanfaat, detikers.
(elk/inf)











































