Ada Benarnya, Pisang Bisa Bantu Cegah Kram saat Marathon! Ini Alasannya

Ada Benarnya, Pisang Bisa Bantu Cegah Kram saat Marathon! Ini Alasannya

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Sabtu, 22 Jun 2024 08:03 WIB
Ada Benarnya, Pisang Bisa Bantu Cegah Kram saat Marathon! Ini Alasannya
Pisang sebagai refreshment saat marathon (Foto: Getty Images/John Tsotras)
Jakarta -

Kram otot menjadi salah satu cedera yang sering menghantui para pelari marathon ketika telah menempuh jarak lari yang cukup jauh. Kontraksi otot ini biasanya terjadi secara mendadak, baik di perut, paha, ataupun betis.

Biasanya, para pelari akan melakukan berbagai upaya untuk mengurangi risiko kram otot ketika race marathon. Pemanasan dan pola latihan yang terukur pastinya penting untuk mencegah risiko tersebut. Selain itu, ternyata faktor nutrisi juga berpengaruh.

Ketua Pengurus Pusat Indonesia Sport Nutritionist Association (PP ISNA) Dr Rita Ramayulis, DCN, M.Kes mengatakan pisang memang bisa membantu seseorang guna mencegah terjadinya kontraksi otot atau kram ketika berolahraga. Hal ini karena pisang mengandung kalium yang cukup tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pisang memang salah satu buah yang kandungan kaliumnya cukup tinggi. Per 100 gram pisang itu kaliumnya bisa mencapai 450-600 mg, tergantung jenis pisangnya. Kebutuhan kalium harian kita itu 4.700 mg untuk dewasa, jadi mengonsumsi 100 gram pisang saja sudah memenuhi sekitar 10-15 persen (kebutuhan kalium harian)," ujar Rita kepada detikcom, Jumat (21/6/2024).

"80 persen kalium pada tubuh kita adanya di otot, karena dia punya peran penting mengatur kontraksi otot. Jadi jika jumlah kalium tinggi, maka kontraksi (otot) akan diatur untuk tidak berkelanjutan (kram), jadi di situ ada peristiwa relaksasi," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Keseimbangan antara kontraksi dan relaksasi inilah, lanjut Rita, yang bisa mengurangi risiko seseorang mudah mengalami kram saat berolahraga. Kalium yang rendah pada otot ternyata juga bisa memperlambat proses pemulihan ketika seseorang mengalami cedera.

"Kalium itu di dalam tubuh kita untuk mencegah kram memiliki dua fungsi. Satu, kalium itu 80 persen ada di otot manusia dan dia yang akan meregulasi peristiwa kontraksi dan relaksasi pada otot, sehingga berjalan dengan seimbang," kata dr Rita.

"Dan dia (kalium) punya peran juga di sistem saraf seseorang. Jika kaliumnya rendah impul sarafnya akan mengalami gangguan dan itu juga mempercepat terjadinya cedera dan memperlambat proses pemulihan," sambungnya.

NEXT: Tetap bukan senjata utama mencegah kram

Meskipun begitu, Rita menegaskan konsumsi bahan makanan tinggi kalium seperti pisang idealnya menjadi bagian dari rutinitas. Untuk mencegah kram, tentunya tidak efektif jika hanya dikonsumsi ketika akan menjalankan race marathon atau olahraga lain dengan intensitas tinggi.

"Kram itu kan kejadiannya karena akumulasi mikronutrien yang bertugas mengatur kontraksi otot dan relaksasi otot dalam hal ini kan ada kalium, magnesium, dan kalsium. Zat-zat gizi itu tentunya tidak bisa dipenuhi ketika akan berlatih saja, tapi itu harus dilakukan daily setiap saat," tegas Rita.

"Jadi pengaturan pola makan itu tidak hanya ketika akan berlatih setelah berlatih. Makanan harian lainnya pun perlu diperhatikan supaya tidak kekurangan zat gizi tersebut," sambungnya.

Rita mengatakan penyebab pelari atau insan olahraga di Indonesia yang mengalami kram otot, selain karena gizi yang tidak tercukupi, adalah karena dehidrasi atau proses rehidrasi tubuh yang buruk. Pemanasan atau stretching juga memiliki andil mengundang kram otot, dan menurut Rita sudah banyak pelari yang terlatih untuk melakukannya dengan benar.

Halaman 3 dari 2
(up/up)
Olahraga Tanpa Cedera
11 Konten
Olahraga lari sedang ngetren nih, banyak pemula ikut mencoba ikut race. Kurangnya pengetahuan dan latihan yang cukup kerap membuahkan cedera. Yuk belajar sama-sama.

Berita Terkait