Atlet lompat tinggi dari Ukraina, Yaroslava Mahuchikh, berhasil meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024. Dirinya juga dijuluki 'The Sleeping Beauty' karena kebiasaan power nap-nya atau tidur singkat di lapangan sembari menunggu jeda untuk berlaga.
Diketahui, kebiasaan tidur singkat Yaroslava Mahuchikh sudah dilakukannya sejak 2018. Kala itu, dia memenangkan kejuaraan lompat tinggi di Youth Olympic Games.
Spesialis kedokteran olahraga, dr Muhammad Ikhwan Zein, SpKO, SubSp ALK(K) mengatakan power nap memang dapat memberikan banyak manfaat pada atlet. Salah satunya adalah membuat tubuh menjadi lebih segar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Betul, dapat memberikan efek (positif) yang signifikan ke pertandingan. Power nap adalah strategi yang cukup berefek. Umumnya dilakukan 30-60 menit (maksimal) agar bangun fresh dan siap tanding," ujar dr Ikhwan kepada detikcom, Jumat (8/8/2024).
Yaroslava Mahuchikh 'putri tidur' bersinar di Olimpiade Paris 2024. (AP Photo/Matthias Schrader) Foto: AP/Matthias Schrader |
dr Ikhwan menambahkan, biasanya para atlet akan mengombinasikannya dengan kafein seperti dari kopi agar mendapatkan keuntungan berlebih.
"Terkadang dikombinasikan dengan kafein sebelum tidur, sehingga ketika terbangun di saat bersamaan efek kafeinnya juga muncul. Dapat dobel keuntungan," katanya.
"Lelahnya hilang, peningkatan fokus, atensi, dan performa," sambungnya.
dr Ikhwan menambahkan, mereka yang melakukan strategi power nap sebelum bertanding menunjukkan bahwa atlet tersebut memiliki mental yang cukup bagus.
"Bisa tidur di lapangan menunjukkan bahwa selain dia tenang, rileks, dan cuek tapi juga menunjukkan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan setiap event," tambahnya.
NEXT: Tak semua atlet bisa power nap, salah-salah malah bikin pusing
Di sisi lain, 'jurus' ini tidak bisa sembarangan dilakukan oleh semua orang. Jangankan tidur, untuk bisa duduk tenang saja seorang atlet yang sedang menunggu waktu untuk bertanding kerap kali harus berjuang mengatasi anxiety atau kegelisahan.
Menurut dr Ikhwan, efektivitas power nap berbeda-beda pada masing-masing atlet. Pada sebagian orang, power nap justru bisa membuat atlet merasa pusing saat terbangun.
"Untuk tahu manfaat power nap harus dicoba dulu. Tidak mendadak dilakukan di turnamen utama. Dalam rutinitas latihan, dicoba tidur sebelumnya," kata dr Ikhwan.
"Apakah kemudian merasa segar atau tidak. Merasa pusing atau tidak. Kalau ternyata kontraproduktif yang berarti metode itu tidak cocok bagi dirinya," tutupnya.












































