Latihan Lari Rutin Bukan Jaminan Bebas Cedera, Pahami Metode RICE

Latihan Lari Rutin Bukan Jaminan Bebas Cedera, Pahami Metode RICE

Inkana Putri - detikHealth
Sabtu, 12 Jul 2025 09:05 WIB
Latihan Lari Rutin Bukan Jaminan Bebas Cedera, Pahami Metode RICE
Foto: Shutterstock
Jakarta -

Lari kini menjadi olahraga yang semakin digemari banyak orang di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Bahkan, tak sedikit orang yang mengikuti event lari untuk untuk menyalurkan hobi atau sekadar memacu adrenalin.

Meski menyenangkan, olahraga lari tentunya memerlukan persiapan fisik dan mental, termasuk menghadapi kemungkinan terburuk seperti cedera. Cedera lari bisa terjadi kapan saja dan di mana saja

Oleh sebab itu, penting untuk memahami cara penanganan awal dengan tepat. Dengan begitu, runners (pelari) bisa tetap aman, nyaman, dan fokus hingga mencapai garis finish.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Wiharja, Sp.KO, M.M.R.S menjelaskan runners perlu memahami penyebab cedera saat berlari.

"Pada pelari, cedera yang sering terjadi disebabkan oleh beberapa hal, seperti baru pertama kali berlari, tidak melakukan pemanasan, atau memaksakan diri untuk berlari terlalu cepat. Area yang paling sering terkena cedera adalah lutut, betis, dan telapak kaki," ujar dr. Alvin dalam keterangannya, Sabtu (12/7/2025).

ADVERTISEMENT

Untuk menghindari cedera, runners pun disarankan untuk selalu melakukan pemanasan agar otot siap digunakan selama berlari. Namun, jika cedera tetap terjadi saat berolahraga, runners dapat mengikuti tips dari dr. Alvin dengan menerapkan metode RICE, yakini Rest, Ice, Compress, dan Elevate.

Jika runners merasa tidak nyaman saat berlari, segera lakukan Rest dengan mengistirahatkan tubuh agar cedera tidak memburuk. Setelah itu, lanjutkan dengan Ice, dengan menempelkan es pada area cedera selama 15-20 menit setiap 3-4 jam. Gunakan kain tipis sebagai alas agar es tidak langsung menyentuh kulit dan untuk mencegah risiko radang dingin.

Langkah berikutnya adalah Compress, yaitu membalut area cedera dengan perban elastis untuk mengurangi pembengkakan. Pastikan balutan tidak terlalu ketat, dan segera longgarkan jika muncul kesemutan, mati rasa, perubahan warna kulit menjadi kebiruan, atau nyeri yang semakin parah.

Terakhir, lakukan Elevate dengan memposisikan bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari jantung. Cara ini membantu mengurangi pembengkakan secara efektif.

"Metode RICE efektif untuk menangani cedera olahraga ringan. Agar hasilnya optimal, metode ini sebaiknya diterapkan sesegera mungkin setelah cedera terjadi, lalu dilanjutkan selama 24 hingga 36 jam pertama," papar dr. Alvin.

Pada kondisi tertentu, cedera yang dialami dapat bersifat lebih serius dan tidak menunjukkan perbaikan meskipun telah melakukan metode RICE. Agar cedera tidak semakin parah, Dokter Spesialis Ortopedi (Tulang dan Traumatologi) Konsultan Cedera Olahraga Mayapada Hospital Bandung, dr. Alvin Danio Harta Da Costa, Sp.OT, Subsp.CO (K) pun menyarankan runners untuk memeriksakan diri segera.

"Segera konsultasikan ke dokter atau tenaga medis jika runners mengalami nyeri yang semakin parah, pembengkakan, benjolan atau perubahan bentuk pada area cedera, sendi berbunyi saat digerakkan, tubuh terasa lemah hingga kesulitan beraktivitas dan menopang badan, kehilangan keseimbangan, kesulitan bernapas, atau demam," jelasnya.

Memahami metode RICE menjadi langkah penting dalam menjaga kesiapan fisik sekaligus menghadapi risiko cedera saat berlari. Bagi para runners yang akan mengikuti Pocari Sweat Run Indonesia 2025, Mayapada Hospital, sebagai Official Medical Partner, siap mendukung kesiapan runners untuk #saferunning dengan berbagai layanan pendukung.

Mayapada Hospital menghadirkan berbagai layanan mulai dari MCU Runner, VO2 Max, hingga Konsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Sebagai inisiatif untuk #secureMYstep, Mayapada Hospital juga menyediakan self-health assessment berisikan beberapa pertanyaan seputar kondisi dan riwayat kesehatan.

Mayapada Hospital juga menyediakan layanan Sport Injury Treatment & Performance Center (SITPEC). Layanan ini menyediakan akses layanan komprehensif mulai dari pencegahan cedera, skrining pra-latihan hingga peningkatan performa fisik, dengan dukungan tim dokter dan fisioterapis profesional. Layanan ini juga dilengkapi dengan fasilitas modern seperti gym, VO2 max, dan Body Composition Analysis.

Konsultasi Mudah dan Praktis Lewat Aplikasi MyCare

Kini, menjadwalkan konsultasi dengan dokter di SITPEC Mayapada Hospital dapat dilakukan kapan pun dan di mana pun melalui aplikasi MyCare. Aplikasi ini dapat membantu menentukan jadwal pemeriksaan, konsultasi dokter, hingga mengakses layanan kegawatdaruratan dengan mudah.

Aplikasi ini juga memiliki fitur Health Articles & Tips yang memuat tips dan informasi seputar olahraga lari. Ada pula fitur Personal Health, yang terhubung dengan Health Access dan Google Fit, untuk memantau jumlah langkah harian, kalori yang terbakar, detak jantung, hingga Body Mass Index (BMI).

Aplikasi MyCare saat ini telah dapat diunduh melalui Google Play Store atau App Store. Dapatkan poin reward berupa potongan harga bagi pengguna baru untuk berbagai jenis pemeriksaan di seluruh unit Mayapada Hospital.

(akd/akd)

Berita Terkait