Apakah Lemas dan Mual gegara Telat Makan Tanda Sakit Maag Dok?

Dokter Menjawab

Apakah Lemas dan Mual gegara Telat Makan Tanda Sakit Maag Dok?

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Selasa, 09 Mei 2023 09:05 WIB
Apakah Lemas dan Mual gegara Telat Makan Tanda Sakit Maag Dok?
Sering mual dan lemas gegara telat makan, tanda penyakit maag Dok? (Foto ilustrasi: Istock)
Jakarta -

Pertanyaan:

Halo Dok, saya wanita 31 tahun sehari-hari sebagai ibu rumah tangga. Saya melakukan pekerjaan rumah dari pagi seperti memasak, menyapu, mencuci, hingga mengantar anak ke sekolah yang dilakukan setiap hari.

Lalu untuk makan, biasanya saya makan pagi sekaligus dengan siang. Sempat punya riwayat maag juga, tapi sudah cukup lama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekarang saya merasa lemas, pusing, dan mual. Apa itu ada kaitannya dengan penyakit yang dulu saya alami, Dok?

PN (wanita, 31 tahun)

ADVERTISEMENT

Jawaban:

Rasa lemas, pusing, dan mual yang terjadi pada pasien dengan riwayat kebiasaan makan yang tidak teratur serta sakit maag sebelumnya, dapat berkaitan dengan penyakit pencernaan (gastrointestinal) yang disebut sebagai sindrom dispepsia.

Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau keluhan yang terdiri dari rasa nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati. Ini juga menyebabkan perut yang terasa kembung, mual, muntah, sendawa, rasa cepat kenyang, serta perut yang terasa penuh atau begah.

Keluhan yang dirasakan oleh seorang pengidap dispepsia belum tentu sama dengan pengidap lainnya. Bahkan keluhan yang dirasakan oleh seseorang dapat berganti atau bervariasi, baik dari segi jenis keluhan maupun kualitasnya.

Secara umum, dispepsia disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. Gangguan atau penyakit dalam lumen saluran cerna, seperti:

  • Tukak lambung atau duodenum
  • Gastritis
  • Tumor
  • Infeksi Helicobacter pylori (HP)

2. Pengaruh obat-obatan, seperti:

  • Anti-inflamasi nonsteroid
  • Aspirin
  • Beberapa jenis antibiotik
  • Digitalis
  • Teofilin

3. Penyakit pada hati, pankreas, dan sistem bilier seperti:

  • Hepatitis
  • Pankreatitis
  • Kolesistitis kronik

4. Penyakit sistemik, seperti:

  • Diabetes melitus
  • Penyakit tiroid
  • Penyakit jantung koroner

Dispepsia yang terjadi bersifat fungsional, yaitu ketika kasus yang terjadi tidak terbukti sebagai kelainan, gangguan organik, struktural, dan biokimia. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit dispepsia fungsional atau dispepsia nonulkus.

Pasien dengan sindrom dispepsia disarankan untuk:

  • Memperbaiki pola hidup dengan istirahat yang cukup dan menghindari stres atau kecemasan berlebih
  • Makan dalam porsi kecil tetapi sering serta menghindari mengonsumsi makanan yang merangsang seperti makanan asam, pedas, kopi, minuman bersoda, dan alkohol
  • Menghindari konsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu lambung, seperti aspirin dan obat anti inflamasi non-steroid
  • Berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam agar dapat dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, meliputi:
  • Anamnesis atau tanya jawab dengan dokter mengenai keluhan
  • Pemeriksaan fisik
  • Pemeriksaan penunjang lainnya yang diperlukan

Dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dengan diagnosis pada pasien dengan sindrom dispepsia. Terapi bertujuan untuk:

  • Menghilangkan keluhan atau gejala dispepsia
  • Menyembuhkan atau memperbaiki penyebab dispepsia
  • Mencegah kekambuhan atau frekurensi dispepsia
  • Mencegah komplikasi

dr Kamsi Rachmawati, SpPD, FINASIM

Dokter Spesialis Penyakit Dalam

RS Pondok Indah - Puri Indah

Tentang Konsultasi Kesehatan

Pembaca detikcom yang memiliki pertanyaan seputar skoliosis, nyeri punggung dan tulang belakang, dapat mengirimkan pertanyaan disertai keterangan nama, usia, dan jenis kelamin melalui form Konsultasi detikHealth, KLIK DI SINI.

Identitas penanya bisa ditulis terang atau disamarkan, disesuaikan dengan keinginan pembaca. Kerahasiaan identitas dijamin.

Mau tahu kondisi mental health kamu? Coba ikutan tes psikologi DI SINI.




(sao/kna)

Berita Terkait