Pengertian Cefaclor
Cefaclor adalah antibiotik golongan sefalosporin untuk mengatasi saluran pernapasan, infeksi kulit, dan struktur kulit serat infeksi saluran kemih. Obat ini bekerja dengan cara menghentikan dan menghambat pertumbuhan bakteri pemicu infeksi di dalam tubuh.
Obat ini harus digunakan sesuai dengan resep dokter karena apabila jika diminum saat tidak dibutuhkan atau tidak sesuai dengan anjuran, maka akan meningkatkan risiko infeksi kambuh di hari selanjutnya dan kembal akan antibiotik.
Dosis dan Aturan Pakai Cefaclor
Dosis cefaclor tergantung pada usia dan tingkat keparahan penyakit yang dialami oleh pasien. Berikut dosis berdasarkan penyakit infeksi bakteri, antara lain:
Pengobatan pneumonia
- Dewasa: Dosis 250-500 mg setiap 8 jam
- Bayi, anak-anak, remaja: Dosis 20-40 mg/kg/hari dibagi setiap 8 jam
Pengobatan bronkitis akut
- Dewasa: Dosis 500 mg setiap 12 jam selama 7 hari
- Remaja 16-17 tahun: Dosis 500 mg setiap 12 jam selama 7 hari
Pengobatan infeksi kulit dan struktur kulit
- Dewasa: Dosis 250-500 mg setiap 8 jam
- Bayi, anak-anak, dan remaja: 20-40 mg/kg/hari dibagi setiap 8 jam
Pengobatan ISK akut tanpa komplikasi pada pasien anak
- Bayi, anak-anak, remaja: Dosis 20 mg/kg/hari dibagi setiap 8 jam selama 3 sampai 5 hari
Pengobatan ISK berat termasuk pielonefritis
- Dewasa: Dosis 250-500 mg setiap 8 jam selama 7 hingga 14 hari
- Bayi, anak-anak, dan remaja: Dosis 20-40 mg/kg/hari dibagi setiap 8 jam selama 7 hingga 14 hari
Bentuk Cefaclor
Tablet, sirup kering, dan kapsul
Golongan Cefaclor
Obat resep
Kategori Cefaclor
Antibiotik golongan sefalosporin generasi II
Kontra Indikasi Cefaclor
Kontra indikasi terhadap pasien yang memiliki riwayat alergi pada obat cefaclor dan antibiotik golongan sefalosporin lainnya.
Interaksi Cefaclor
Penggunaan cefaclor dengan obat lainnya dapat menimbulkan interaksi. Interaksi merupakan suatu zat yang bisa mengubah cara kerja obat. Ketika obat mengalami interaksi bisa berbahaya atau mencegah obat bekerja dengan baik.
Berikut interaksi yang dapat terjadi ketika cefaclor dikonsumsi bersamaan dengan obat lainnya, yakni:
- Terjadi risiko perdarahan jika cefaclor dikonsumsi bersamaan dengan obat pengencer darah seperti warfarin
- Terjadi risiko permasalahan perut jika cefaclor dikonsumsi bersamaan dengan obat probenesid
- Menurunkan efektivitas vaksin yang terbuat dari bakteri hidup seperti vaksin BCG dan vaksin tifoid jika digunakan bersamaan dengan obat cefaclor
Perhatian Penggunaan Cefaclor
Sebelum mengonsumsi cefaclor perlu memperhatikan beberapa hal karena mengonsumsi tidak sesuai dengan resep dokter meningkatkan risiko terjadinya infeksi kambuh yang lebih sulit untuk ditangani.
Berikut beberapa hal yang penting diketahui sebelum mengonsumsi obat cefaclor, antara lain:
- Beri tahu dokter jika mempunyai alergi terhadap cefaclor atau antibiotik sefalosporin lainnya
- Beri tahu dokter jika mengonsumsi obat resep atau non resep
- Beri tahu dokter jika mengonsumsi suplemen nutrisi, vitamin, atau produk herbal
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang mengalami alergi apapun
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang mengalami gastrointestinal (kondisi yang mempengaruhi lambung atau usus)
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang mengalami penyakit ginjal, tidak bisa buang air kecil, gangguan pencernaan, dan gangguan perdarahan
- Beri tahu dokter jika berencana menjalani vaksinasi selama menggunakan obat. Cefaclor dapat menghambat efektivitas vaksin bakteri hidup seperti vaksin tifoid
- Beri tahu dokter jika sedang menjalani prosedur cuci darah
- Beri tahu dokter jika sedang hamil, berencana hamil, atau menyusui
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan cefaclor sebelum melakukan tindakan medis terutama pemeriksaan gula pada urine
Efek Samping Cefaclor
Terdapat beberapa efek samping yang muncul setelah mengonsumsi obat cefaclor, antara lain:
- Diare
- Mual
- Muntah
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Vagina gatal atau keputihan
Segera berkonsultasi dengan dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung mereda atau hilang. Hentikan mengonsumsi cefaclor jika mengalami efek samping yang lebih serius, antara lain:
- Muncul ruam
- Terasa gatal, menusuk, terbakar, atau menyengat di kulit
- Kesulitan bernapas atau menelan
- Terjadinya pembengkakan di area wajah, tenggorokan, lidah, bibir, mata, lengan, dan kaki
- Diare berdarah
- Kram perut
- Pendarahan yang tidak jelas penyebabnya
- Kesemutan yang terus menerus
- Kejang
- Kebingungan
- Urine berwarna gelap
- Nyeri sendi yang parah
- Infeksi baru ditandai dengan demam
- Kulit dan mata menguning
Simak Video "Video Mitos atau Fakta: ISK Lebih Sering Terjadi pada Perempuan"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)