Pengertian Ketamine
Ketamine adalah obat yang digunakan untuk membius pasien yang akan menjalani prosedur medis, seperti operasi bedah. Ketamine tergolong dalam obat anestesi umum.
Obat ini bekerja dengan cara mengganggu sinyal di otak yang bertugas untuk mengatur kesadaran dan rasa sakit. Obat ini biasanya diberikan lewat suntikan ke dalam otot atau pembuluh darah.
Katemine juga termasuk dalam jenis obat keras yang hanya boleh digunakan dengan resep dokter. Penyalahgunaan ketamine dapat menimbulkan komplikasi serius, mulai dari mual, halusinasi, hingga tekanan darah tinggi.
Golongan Ketamine
Obat resep
Kategori Ketamine
Obat bius atau anestesi
Bentuk Ketamine
Suntik
Peringatan Sebelum Menggunakan Ketamine
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan ketamine, di antaranya:
- Ketamine tidak boleh digunakan pada pasien yang alergi terhadap obat ini. Jadi, beri tahu dokter riwayat alergi yang dimiliki sebelum menggunakan obat ini.
- Beri tahu dokter jika pernah atau sedang mengidap hipertensi, glaukoma, cedera bola mata, porfiria, penyakit tiroid, penyakit paru atau saluran pernapasan, penyakit jantung koroner, takikardia, atau peningkatan tekanan dalam otak (tekanan intrakranial).
- Beri tahu dokter jika memiliki riwayat mengonsumsi minuman beralkohol atau kecanduan alkohol.
- Hindadri aktivitas yang memerlukan konsentrasi dan kewaspadaan setelah menggunakan ketamine. Obat ini bisa menyebabkan efek samping seperti pusing dan kantuk.
- Beri tahu dokter jika mengalami gangguan perilaku, seperti linglung atau halusinasi lebih dari 24 jam setelah menggunakan ketamine.
- Beri tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat, suplemen, atau produk herbal tertentu, untuk mengantisipasi terjadinya interaksi obat.
- Beri tahu dokter jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau menyusui.
Dosis dan Aturan Pakai Ketamine
Berikut dosis umum pemakaian ketamine sebagai anestesi umum pada pasien yang akan menjalani operasi, sesuai dengan usia pasien:
- Anak usia 3 bulan atau lebih: 4-5 miligram (mg)/kilogram berat badan (kgBB) lewat suntikan intramuskular (IM), atau 1,5-2 mg/kgBB lewat suntikan intravena (IV).
- Anak dan dewasa usia 16 tahun atau lebih: Dosis awal 1-4,5 mg/kgBB lewat suntikan IV, atau 6,5-13 mg/kgBB lewat suntikan IM. Dosis pemeliharaan 0,1-0,5 mg/menit diberikan lewat infus.
Interaksi Ketamine dengan Obat Lain
Efek interaksi antar obat yang bisa terjadi ketika ketamine digunakan bersama obat lain di antaranya adalah sebagai berikut:
- Bisa memperlambat proses pemulihan jika digunakan bersama barbiturat, seperti phenobarbital.
- Risiko bradikardia dan hipotensi jika digunakan dengan gas bius, seperti halothane.
- Risiko gangguan siste saraf pusat dan pernapasan jika digunakan dengan diazepan atau clonazepam.
- Risiko hipertensi jika digunakan dengan levothyroxine.
- Risiko hipotensi jika digunakan dengan obat antihipertensi.
- Risiko kejang jika digunakan dengan teofilin.
- Mengurangi efek penenang jika digunakan bersama thiopental.
- Meningkatkan efek penghambat neuromuskular atau pelumpuh otot dari atracurium dan tubocurarine.
Efek Samping Ketamine
Beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menggunakan ketamine antara lain:
- Mual dan muntah.
- Kantuk.
- Insomnia.
- Pusing.
- Penglihatan ganda (diplopia).
- Halusinasi.
- Penurunan nafsu makan.
- Lemas.
- Sering buang air kecil.
- Urine berdarah.
- Hipertensi.
- Detak jantung tidak beraturan.
- Kejang.
Simak Video "Video: Mengenal Ketamin, Obat Keras yang Disalahgunakan Gen Z"
[Gambas:Video 20detik]
(ath/suc)