Paracetamol

Paracetamol

Charina Elliani - detikHealth
Paracetamol
Ilustrasi Obat Paracetamol Foto: iStock
Jakarta -

Rasa sakit, nyeri, atau demam bisa menganggu seseorang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Salah satu obat yang banyak digunakan untuk mengatasi permasalahan ini adalah obat paracetamol. Simak penjelasan selengkapnya mengenai paracetamol.

Apa Itu Obat Paracetamol?

Paracetamol adalah obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit dan demam tingkat ringan hingga sedang. Obat ini juga menjadi salah satu bahan yang umum digunakan dalam obat-obatan flu.

Obat ini umumnya digunakan untuk meredakan:

  • Sakit kepala
  • Migrain
  • Nyeri punggung
  • Reumatik atau nyeri otot
  • Arhritis ringan
  • Sakit gigi
  • Nyeri haid
  • Gejala flu
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit sinus
  • Sakit pasca-operasi
  • Demam

Dosis dan Aturan Pakai Paracetamol

Tablet paracetamol 500 mg

  • Orang dewasa dan anak berusia 16 tahun ke atas: 1 sampai 2 tablet, hingga 4 kali sehari
  • Anak-anak berusia 10 sampai 15 tahun: 1 tablet, hingga 4 kali sehari

Paracetamol 120 mg

  • Anak-anak berusia 2-3 bulan: 2,5 ml
  • Anak-anak berusia 3-6 bulan: 2,5 ml
  • Anak-anak berusia 6-24 bulan: 5 ml
  • Anak-anak berusia 2-4 tahun: 7,5 ml (5 ml + 2,5 ml)
  • Anak-anak berusia 4-6 tahun: 10 ml (5 ml + 5 ml)

Paracetamol 250 mg

  • Anak-anak berusia 6-8 tahun: 5 ml
  • Anak-anak berusia 8-10 tahun: 7,5 ml (5 ml + 2,5 ml)
  • Anak-anak berusia 10-12 tahun: 10 ml (5 ml + 5 ml)
  • Anak-anak berusia 12-16 tahun: 10-15 ml
  • Orang dewasa dan anak berusia di atas 16 tahun: 10-20 ml

Bentuk Obat Paracetamol

Tablet, sirop, kaplet, tetes, infus, suppositoria

Golongan Paracetamol

Obat bebas

Kategori Paracetamol

Obat penurun panas dan pereda nyeri (analgesik dan antipiretik)

Kontra Indikasi Paracetamol

Pasien dengan kondisi malnutrisi, gagal hati akut, gangguan hati, kondisi di mana tubuh tidak bisa mempertahankan aliran darah, overdosis acetaminophen, peradangan hati akut akibat virus hepatitis C.

Interaksi Paracetamol

Informasikan kepada dokter bila sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu karena paracetamol dapat memengaruhi efektivitas dari sejumlah obat-obatan, seperti:

  • Obat-obatan pengencer darah, seperti warfarin
  • Obat-obatan pereda mual, seperti metoclopramide dan domperidone
  • Obat-obatan kolesterol, seperti cholestyramine
  • Obat epilepsi, seperti lamotrigine
  • Obat TBC, seperti isoniazide
  • Obat untuk meredakan demam, seperti aspirin dan salicylamide
  • Obat antridepresan
  • Obat probenecid
  • Obat untuk mengobati infeksi bakteri, seperti chloramphenicol
  • Obat HIV-AIDS, seperti zidovudine
  • Antibiotik flucloxacillin

Konsumsi paracetamol juga berpotensi memengaruhi hasil tes laboratrium, terutama untuk kadar gula darah

Perhatian Penggunaan Paracetamol

  • Jangan konsumsi lebih dari 4 dosis dalam 24 jam
  • Jangan konsumsi lebih dari 3 hari tanpa anjuran dokter
  • Berikan jeda setidaknya 4 sampai 6 jam sebelum mengonsumsi dosis selanjutnya
  • Jangan konsumsi melebihi dosis yang dianjurkan
  • Konsultasikan pada dokter bila memiliki alergi atau riwayat alergi terhadap paracetamol atau obat-obatan lainnya
  • Konsultasikan kepada dokter bila sedang mengonsumsi vitamin atau suplemen herbal sebelum mengonsumsi obat ini
  • Konsultasikan kepada dokter bila sedang hamil atau berencana untuk hamil atau sedang menyusui
  • Konsultasikan kepada dokter bila memiliki kondisi gangguan hati atau ginjal
  • Konsultasikan pada dokter bila mengalami kondisi malnutrisi atau berat badan di bawah batas normal
  • Konsultasikan kepada dokter bila mengonsumsi alkohol secara rutin
  • Memiliki riwayat asma atau sensitif terhadap aspirin
  • Memiliki kondisi defisiensi enzim
  • Memiliki kondisi anemia hemolitik

Efek Samping Paracetamol

Paracetamol juga bisa menimbulkan sejumlah efek samping pada penggunanya, antara lain:

  • Reaksi alergi, seperti ruam atau gatal pada kulit, bengkak pada tenggorokan, wajah, dan lidah, serta sesak napas
  • Ruam atau kulit mengelupas
  • Sariawan
  • Permasalahan pernapasan
  • Memar atau pendarahan
  • Merasa lelah tanpa alasan yang jelas
  • Gangguan hati
  • Mual
  • Tidak nafsu makan
  • Kemerahan atau radang pada sekitar area rektum


Simak Video "Video: Dokter Jelaskan Perbedaan Demam Rematik"
[Gambas:Video 20detik]
(suc/suc)

Istilah Penyakit Terkait

Lihat Lainnya

Demam

Demam adalah kondisi yang mungkin banyak terjadi pada orang. Faktanya, ini menandakan sistem kekebalan sedang bekerja. Berikut penjelasannya.

Yellow Fever

Yellow fever atau demam kuning adalah penyakit infeksi yang disebarkan oleh gigitan nyamuk. Demam ini bisa membuat kulit hingga mata menguning.

Tipes

Tipes atau demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Penyakit ini biasanya terjadi di negara Afrika dan Asia Tenggara.
Berita Terkait