Anemia Defisiensi Besi

Charina Elliani - detikHealth
Kamis, 06 Jul 2023 15:23 WIB
Ilustrasi anemia defisiensi besi (Foto: Getty Images/staticnak1983)
Jakarta - Sering merasa pusing, lemas, dan sesak napas tanpa alasan yang jelas? Bisa jadi gejala dari kondisi anemia atau kekurangan sel darah merah. Anemia memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah anemia defisiensi besi. Apa itu anemia defisiensi besi? Simak penjelasan selengkapnya.

Apa Itu Penyakit Anemia Defisiensi Besi?

Anemia adalah kondisi tubuh kekurangan sel darah merah yang sehat atau hemoglobin untuk membawa oksigen ke jaringan dan organ tubuh. Terdapat berbagai jenis anemia, mulai dari yang ringan hingga berat. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu jenis anemia yang paling umum.

Gejala Anemia Defisiensi Besi

Gejala anemia bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan anemia yang diidap. Anemia yang sangat ringan umumnya tidak menimbulkan gejala apapun. Namun, gejala bisa muncul ketika kondisi anemia semakin memburuk.

Sejumlah gejala yang mungkin disebabkan oleh anemia defisiensi besi, yaitu:

  • Rasa lelah atau lemah
  • Sesak napas
  • Kulit pucat atau kekuningan
  • Detak jantung tidak beraturan
  • Pusing
  • Nyeri atau rasa sakit pada dada
  • Kaki dan tangan menjadi dingin
  • Sakit kepala
  • Pembengkakan atau radang pada lidah
  • Nafsu makan yang menurun, terutama pada anak-anak
  • Kuku rapuh

Penyebab Anemia Defisiensi Besi

Seperti namanya, anemia jenis ini disebabkan oleh defisiensi atau kurangnya zat besi dalam tubuh. Ketika tubuh tidak cukup mengonsumsi zat besi atau kehilangan terlalu banyak zat besi, maka tubuh tidak bisa menghasilkan cukup sel darah merah dan bisa memicu kondisi anemia.

Sejumlah penyebab dari anemia defisiensi besi, antara lain:

  • Pendarahan, termasuk menstruasi atau pendarahan akibat penyakit di organ dalam
  • Kurang mengonsumsi zat besi dalam pola makan
  • Ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat besi
  • Hamil

Faktor Risiko Anemia Defisiensi Besi

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami anemia defisiensi besi, yaitu:

  • Wanita: Wanita mengalami menstruasi yang dapat membuat tubuhnya kehilangan darah sehingga meningkatkan juga risiko terkena anemia defisiensi besi
  • Bayi dan anak-anak, terutama anak-anak yang tidak mendapat cukup asupan zat besi dari ASI.
  • Vegetarian
  • Orang yang kerap melakukan donor darah

Komplikasi Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi tingkat ringan umumnya tidak menyebabkan komplikasi. Namun, bila dibiarkan tanpa pengobatan atau penanganan yang tepat, anemia dapat memburuk dan memicu terjadinya gangguan kesehatan lainnya, seperti:

  • Gangguan hati
  • Gangguan saat dalam masa kehamilan
  • Gangguan pertumbuhan pada bayi dan anak

Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Diagnosis umumnya diawali dengan dokter menanyakan riwayat kesehatan, termasuk riwayat kesehatan dalam keluarga. Pemeriksaan tes darah juga diperlukan untuk mengetahui jumlah, ukuran, dan bentuk dari sel darah merah.

Pengobatan Anemia Defisiensi Besi

Anemia defisiensi besi umumnya ditangani dengan mengubah gaya hidup dan pola hidup, salah satunya dengan lebih banyak mengonsumsi pola makan yang kaya akan zat besi dan mengonsumsi suplemen zat besi.

Pada kondisi anemia defisiensi besi yang disebabkan oleh pendarahan atau permasalahan daya serap tubuh terhadap zat besi, dokter umumnya akan memberikan obat-obatan tertentu untuk mengatasi hal tersebut, seperti antibiotik. Operasi juga bisa dilakukan untuk mengatasi tumor atau polip yang menyebabkan pendarahan dalam tubuh.

Kapan Harus ke Dokter?

Konsultasikan pada dokter bila kerap merasakan lelah atau sesak napas tanpa penyebab yang jelas.

Simak Video "Mitos atau Fakta: Kutu Bikin Kucing Kurus & Anemia?"


(suc/suc)
Berita Terkait

Foto