Pengertian Sleep Apnea
Sleep apnea atau apnea tidur adalah gangguan yang menyebabkan pernapasan berhenti sementara saat sedang tidur. Pengidap sleep apnea bisa mengalami henti napas selama beberapa detik, dan bisa terjadi hingga ratusan kali saat tidur.
Sleep apnea dapat menyebabkan pengidapnya mengorok keras saat tidur. Selain itu, pengidap sleep apnea cenderung merasa lelah dan mengantuk meski sudah tidur lama. Kondisi ini dapat membahayakan karena menyebabkan tubuh kekurangan oksigen, sehingga memicu komplikasi seperti sakit kepala hingga gangguan fungsi organ hati.
Penyebab Sleep Apnea
Sleep apnea dapat dipicu oleh sejumlah faktor. Berikut beberapa jenis sleep apnea berdasarkan penyebabnya:
Obstructive sleep apnea (OSA)
Kondisi ini terjadi ketika otot di belakang tenggorokan terlalu rileks sehingga menyebabkan saluran pernapasan menyempit atau menutup saat menarik napas.
Central sleep apnea (CSA)
Kondisi ini terjadi ketika otak tidak bisa mengirimkan sinyal dengan baik ke otot yang mengontrol pernapasan.
Complex sleep apnea
Kondisi ini merupakan gabungan dari OSA dan CSA. Dikenal juga dengan sebutan treatment-emergent central sleep apnea.
Sementara, faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko OSA dan CSA adalah sebagai berikut:
OSA:
- Berjenis kelami laki-laki
- Berusia 40 tahun ke atas
- Obesitas
- Memiliki leher yang tebal
- Riwayat sleep apnea pada keluarga
- Mengonsumsi minuman beralkohol
- Merokok
CSA:
- Berjenis kelamin laki-laki
- Berusia 40 tahun ke atas
- Mengidap kelainan jantung atau stroke
- Penyalahgunaan NAPZA
Gejala Sleep Apnea
Adapun gejala-gejala yang bisa dialami oleh pengidap sleep apnea di antaranya:
- Ngorok atau mendengkur keras saat tidur
- Mengalami henti napas berkali-kali saat tidur
- Sesak napas ketika tidur
- Mulut kering saat terbangun
- Sakit kepala setelah bangun di pagi hari
- Insomnia
- Hypersomnia, atau tidur siang berlebihan
- Sulit berkonsentrasi
Diagnosis Sleep Apnea
Selain menanyakan terkait gejala yang dialami, riwayat penyakit, serta riwayat penyakit keluarga pasien, diagnosis sleep apnea juga dapat dilakukan lewat pemantauan saat pasien sedang tidur. Jenis tes yang bisa dilakukan untuk mendeteksi sleep apnea meliputi:
Nocturnal polysomnography
Pasien akan dipasangkan alat yang memonitor aktivitas jantung, paru-paru, dan otak, pola napas, pergerakan tangan dan kaki, serta tingkat oksigen dalam darah saat sedang tidur.
Tes tidur di rumah
Pasien disediakan alat untuk dibawa pulang yang berfungsi memonitor detak jantung, kadar oksigen dalam darah, aliran udara, dan pola napas saat sedang tidur.
Pengobatan Sleep Apnea
Sleep apnea yang masih tergolong ringan dapat diatasi dengan merubah gaya hidup, seperti menurunkan berat badan, berhenti merokok, atau merubah posisi tidur. Jika metode tersebut tidak bisa mengatasi sleep apnea, atau jika kondisinya sudah tergolong parah, maka dapat ditangani dengan metode berikut:
Continuous positive airway pressure (CPAP)
Alat ini bertujuan untuk mengalirkan udara ke saluran pernapasan melalui masker yang dipasangkan ke pasien saat tidur. Tujuan penggunaan alat CPAP adalah untuk mencegah tenggorokan menutup dan meredakan gejala-gejala, seperti mendengkur.
Bilevel positive airway pressure (BiPAP)
Alat ini bertujuan untuk membantu pasien bernapas lebih mudah saat tidur dan menjaga jumlah oksigen dalam tubuh tetap tercukupi.
Mandibular advancement device (MAD)
Alat ini berfungsi untuk menahan lidah dan rahang agar tidak menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan. Alat ini hanya dianjurkan untuk pengidap sleep apnea yang tidak terlalu parah.
Operasi
Operasi dilakukan untuk menangani sleep apnea yang sudah tidak bisa diatasi dengan perubahan gaya hidup, atau metode-metode di atas. Jenis operasi menyesuaikan dengan penyebab sleep apnea, meliputi:
Uvulopalatopharyngoplasty
Prosedur ini dilakukan dengan cara mengangkat seebagian jaringan di belakang mulut dan bagian atas tenggorokan, amandel, serta kelenjar adenoid untuk mencegah pasien mendengkur saat tidur
Trakeostomi
Operasi ini bertujuan untuk menciptakan saluran pernapasan baru. Umumnya, prosedur ini dilakukan terhadap pasien dengan sleep apnea yang sudah sangat parah.
Operasi reposisi rahang
Operasi ini bertujuan untuk merubah posisi rahang sehingga tidak menghalangi aliran udara ketika tidur.
Komplikasi Sleep Apnea
Sleep apnea yang tidak segera ditangani dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Sakit kepala terus menerus
- Tekanan darah tinggi
- Masalah jantung
- Lelah yang tak kunjung hilang
- Diabetes tipe 2
- Gangguan sindrom metabolik
- Gangguan fungsi organ hati
Pencegahan Sleep Apnea
Sleep apnea dapat dicegah dengan mengontrol faktor risikonya, antara lain:
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Berhenti merokok
- Mengatasi kondisi medis yang dimiliki, seperti kolesterol tinggi, hipertensi, atau diabetes tipe 2
- Menjaga waktu dan pola tidur tetap teratur
- Rutin berolahraga atau beraktivitas fisik
Kapan Harus ke Dokter?
Berkonsultasilah ke dokter jika mengalami gejala-gejala di atas, atau ketika ada orang lain yang memberi tahu Anda mengalami gejala saat tidur, seperti henti napas. Selain itu, periksakan diri juga ke dokter jika mengalami gejala sakit kepala atau kantuk yang tak tertahankan di siang hari.
Simak Video "Video: Kenali Faktor Penyebab Gangguan Tidur pada Anak"
[Gambas:Video 20detik]
(ath/suc)