Parfum memasuki tubuh tidak hanya melalui kulit, tetapi juga melalui hidung dan paru-paru yang memberikan akses langsung ke aliran darah.
Beberapa parfum mengandung bahan kimia seperti phthalates, paraben dan polycyclic yang telah terbukti dapat mengganggu aktivitas hormon.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya orang akan kesulitan untuk mengetahui apakah parfum yang digunakannya berbahaya atau tidak hanya dengan melihat daftar bahan dalam kemasannya saja.
Penggunaan bahan phthalates dan paraben dalam parfum, serta produk kecantikan lainnya seperti produk perawatan kulit dan cat kuku, bertujuan agar produk lebih tahan lama menempel di badan. Sedangkan polycyclic ditambahkan ke beberapa pafum agar aromanya lembut dan tidak menyengat.
Ketiga bahan tersebut jika telah masuk ke dalam tubuh akan mengimbangi hormon estrogen. Terlebih lagi, penelitian menunjukkan polycyclic sintetis dapat menimbulkan risiko toksisitas yang menyebabkan akumulasi dan kerusakan sel.
Paparan jangka panjang dan berlebihan terhadap bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker payudara, demensia, Alzheimer, cacat lahir dan kerusakan sperma seperti dilansir dari youbeauty, Rabu (16/5/2012).
Agar lebih aman, Anda dapat menggunakan parfum yang alami atau parfum organik. Parfum alami mengandung bahan-bahan seperti alcohol, ekstrak biji-bijian alami, minyak esensial dan bahan tanaman lainnya yang biasanya dicantumkan pada kemasan parfum.
Parfum alami biasanya memiliki aroma lavender, vanili dan mawar yang berasal dari minyak ekstrak biji vanili, bunga lavender dan kelopak mawar. Tetapi Anda perlu mengetahui bahwa sekarang ini banyak parfum sintetis yang beraroma serupa tapi tidak menggunakan bahan-bahan alami.
(ir/ir)











































