Jangan Dijauhi, Anak dengan Down Syndrome Bukan Kutukan

Jangan Dijauhi, Anak dengan Down Syndrome Bukan Kutukan

- detikHealth
Senin, 25 Mar 2013 07:36 WIB
Jangan Dijauhi, Anak dengan Down Syndrome Bukan Kutukan
Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Jakarta - Ada yang bilang anak dengan down syndrome (ADS) adalah kutukan karena kesalahan orang tuanya. Tak jarang anak dengan down syndrome juga dijauhi. Padahal tidak benar down syndrome terjadi karena kutukan, sehingga mereka tidak layak dijauhi.

"Saya sering dengar di masyarakat, anak down syndrome disebut anak yang mendapatkan kutukan, ada malasah kejiwaan, gila, terjadi karena perilaku orang tuanya di masa lalu. Itu semua cuma mitos yang menyedihkan. Mereka tak seharusnya dijauhi," kata Adrian Maulana, artis yang peduli pada ADS kepada detikHealth usai senam dengan keluarga sindroma down di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, dan ditulis pada Senin (25/3/2013).

Adrian menjelaskan ADS lahir karena memiliki kelebihan kromosom. Umumnya seseorang memiliki 46 kromosom, namun ADS memiliki 47 kromosom lantaran kromosom 21-nya tidak sepasang melainkan ada tiga. ADS memiliki wajah satu sama lain yang mirip seperti orang mongoloid, jari pendek, tidak tumbuh terlalu tinggi, dan intelegensinya tidak setinggi anak-anak lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya ingin memberikan semangat, motivasi kepada suami istri yang memiliki anak dengan down syndrome. Jangan sampai hal ini dianggap sebagai musibah, tetapi harus dilihat hal positifnya misalnya agar suami istri bisa lebih kompak," lanjut dia.

Orang tua memegang peranan penting bagi tumbuh kembang ADS. Karena itu orang tua jangan hanya menyerahkan ADS pada pihak sekolah saja. Mengasuh ADS tentu membutuhkan kesabaran sebab ADS perlu diberi tahu berkali-kali. Hal ini bisa saja membuat orang tua stres dan emosinya naik turun. Namun Adrian berharap orang tua ADS tetap sabar.

"Saya harap orang tua ADS bisa menerima, melakukan terapi keluarga, fokus pada solusi, mengontrol emosi, jangan berhenti belajar karena ini proses yang terus menerus," imbau Adrian.


(vit/mer)

Berita Terkait