Trauma akan semakin mudah terjadi apabila proses persalinan itu disertai dengan komplikasi dan kesulitan-kesulitan tertentu. Dalam kondisi seperti ini, trauma tak cuma menghampiri sang istri yang mengalami sendiri melainkan juga pasangannya yang ikut menyaksikan.
Beberapa suami yang mendampingi istrinya melahirkan dengan kesulitan-kesulitan tertentu bahkan sampai didiagnosis mengalami post traumatic stress disorder (PTSD) atau gangguan stres pasca trauma. Gangguan yang sama juga diderita oleh para veteran di Amerika Serikat sepulang bertempur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suami bernama Darren Dixon tersebut juga sering dihantui perasaan ingin bunuh diri atau suicidal thought tiap kali mengingat istrinya tak sadarkan diri dan berdarah-darah saat melahirkan. Pada akhirnya, sang istri harus operasi caesar dan langsung masuk ruang perawatan intensif.
"Untuk 3 tahun pertama, flasback yang saya alami sangaty nyata. Tiba-tiba saya bisa mencium bau rumah sakit dan seperti berada di ruang operasi bersama istri saya. Saya menangis dari pagi sampai malam dan menjadi agoraphobic (sejenis gangguan kegelisahan). Saya belum bisa bekerja sejak peristiwa 7 tahun lalu tersebut," kara Dixon yang sebelumnya berprofesi sebagai manajer.
Menruut para pakar kesehatan, risiko trauma yang dihadapi para suami tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Selama ini, perhatian terlalu fokus pada sang istri yang memang punya lebih banyak risiko termasuk perdarahan yang mengandam jiwa.
"Banyak kasus-kasus darurat yang melibatkan perdarahan hebat. Sang ibu sangat sakit dan butuh banyak perawatan. Tetapi kita perlu memikirkan juga nasih suaminya," kata Prof Marian Knight dari Oxford University, seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (17/4/2013).
(up/vit)











































