Temuan ini dibuktikan tim peneliti gabungan dari Tufts University, AS dan CIBER Fisiopatologia de la Obesidad y Nutricion, Spanyol. Lebih dari 7.000 pria dan wanita asal Spanyol secara acak diminta mengadopsi diet Mediterania atau diet rendah lemak selama lima tahun.
Selama studi, setiap partisipan juga diberi kuesioner tentang makanan secara rutin. Mereka juga dimonitor terus agar peneliti mengetahui apakah partisipan terkena serangan jantung, stroke atau penyakit kardiovaskular lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu barulah diketahui bahwa ada 14 persen partisipan yang terbukti sebagai 'pembawa homozigot' ini. Artinya mereka memiliki dua salinan varian gen TCF7L2 tersebut.
"Mutasinya bisa terjadi pada salah satu salinan, kedua salinan atau bahkan tidak pada keduanya. Yang jelas efek utama strokenya lebih banyak ditemukan pada orang-orang yang mengalami mutasi pada salinan kedua gen," terang salah satu peneliti Jose Ordovas, direktur Nutrition and Genomics Laboratory, USDA Human Nutrition Research Center on Aging, Tufts University seperti dilansir Foxnews, Rabu (14/8/2013).
"Tak terjadi mutasi sebenarnya oke-oke saja, tapi jika satu salinan gen Anda termutasi, maka Anda berisiko. Itulah mengapa ketika kedua salinan Anda termutasi, itu berarti Anda berada dalam masalah," tambahnya.
Tapi karena gen ini sangat erat kaitannya dengan diabetes dan penyakit kardiovaskular, tim peneliti pun percaya jika hal ini dapat dipengaruhi oleh perubahan pola makan.
Lalu setelah menganalisis hasil studi mereka selama lima tahun tersebut, peneliti menemukan bahwa partisipan yang memiliki dua salinan varian gen TCF7L2 mengalami penurunan risiko stroke yang signifikan ketika mengadopsi diet Mediterania.
Sebaliknya partisipan dengan kondisi genetik yang sama dan diminta menggunakan diet rendah lemak, risiko stroke-nya justru tiga kali lebih besar dibandingkan individu lain yang memiliki satu atau dua salinan varian gen TCF7L2.
Ordovaz pun berargumen jika penambahan extra virgin olive oil (EVOO, minyak zaitun murni dan berkualitas terbaik) dan kacang-kacangan yang ada pada diet ala Timur Tengah inilah yang menyebabkan varian gen TCF7L2 tersebut tak dapat mengekspresikan dirinya.
"Minyak ini mengandung begitu banyak unsur penting lain dan antioksidan yang dapat mempengaruhi ekspresi gen TCF7L2. Begitu juga dengan kacang-kacangan yang kaya akan lemak dan sejumlah komponen yang walaupun minor tapi dapat mempengaruhi ekspresi gen tersebut. Mereka juga menanggulangi peradangan dan menurunkan kadar lipid partisipan," pungkasnya.
Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care.
(vit/vit)











































