Menurut dokter yang gemar berolahraga ini, ada keistimewaan yang dimiliki oleh dokter ahli jiwa, yaitu ilmu yang bisa diterapkan untuk masyarakat luas. Jika dokter lain hanya bisa menangani pasien tertentu, dokter jiwa bisa memanfaatkan ilmunya untuk keluarga, juga lingkungan.
"Dengan menjadi seorang ahli jiwa, saya bisa mengatur istri, anak, dan lingkungan. Ilmu jiwa bisa dipakai oleh seluruh manusia. Kalau menjadi ahli penyakit dalam, terbatas penyakitnya. Kalau dokter anak hanya terbatas pada anak. Tapi kalau ilmu jiwa seluruhnya bisa, dari anak bayi baru lahir sampai kakek nenek," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suami tersebut merasa berdosa karena tak bisa melindungi istrinya. Dr Bambang berupaya membuatnya tegar bahwa tidak ada hukum atau hisab bagi seseorang yang mengalami gangguan jiwa berat. Artinya, sang istri yang mengalami skizofrenia dianggap lolos dari hukum, baik hukum dunia maupun akhirat.
"Saya bilang kepada beliau agar tak usah terus-terusan merasa bersalah, karena dia dunia akhirat itu sudah lolos dari kejaran hukum. Kewajiban-kewajiban beribadah pun tak ada," terangnya.
Kasus lain yang paling berkesan bagi dr Bambang adalah saat menangani seorang calon bupati di Jawa Timur yang gagal memenangi Pilkada tahun 2008. Akibatnya, calon bupati ini terganggu mentalnya. Bahkan pemberitaannya sempat menghiasi media nasional ketika itu.
"Calon bupati itu sebenarnya pengusaha yang sukses. Dia masuk rumah sakit jiwa hanya seminggu, terus sudah baik. Berkesan karena masuk di area politik seperti itu harus siap mental, siap dengan keluarga, karena ada pertaruhan besar dalam kehidupannya," ujarnya.
Oleh karena itu, dr Bambang memberikan saran kepada para politisi sebelum terjun ke dalam percaturan dunia politik. Pertama, dia harus siap mental kalau suatu saat kalah, sehingga apabila gagal tidak sampai stres. Yang kedua, dia sebaiknya berpikir sebelum berbicara dan tidak asal berjanji.
"Jangan sembarang omong. Kalau sembarang omong padahal tidak tahu permasalahannya dia dianggap ingkar janji. Sebelum berjanji harus tahu data-datanya, tanya dulu pada ahlinya. Misalnya dia berjanji ingin memberi pendidikan gratis, tapi ternyata setelah terpilih nggak ada duitnya. Nggak ingkar janji, tapi memang tidak mampu," terangnya.
Biodata
Nama: Bambang Eko Sunaryanto, SpKJ.
Tempat dan Tanggal Lahir: Magetan, 30 April 1962
Pendidikan:
Pendidikan Dokter Universitas Sebelas Maret, Solo (1980 - 1987)
Pendidikan Spesialis Psikiatri Universitas Indonesia (1993 - 1998)
Karir:
Tugas di RSJ Bengkulu (1987 - 1992)
Tugas di RSJ Jambi (1998 - 2006)
Wakil Direktur Pelayanan di RSJ Lawang, Malang (2007 - 2009)
Direktur RSJ Jambi (2009 - 2010)
Direktur Utama RSJ Lawang, Malang (2010 - sekarang)
Organisasi:
Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI)
(pah/vit)











































