Hampir Amnesia karena Kecelakaan, Pria Ini Sembuh Berkat Lagu Coldplay

Hampir Amnesia karena Kecelakaan, Pria Ini Sembuh Berkat Lagu Coldplay

- detikHealth
Senin, 23 Sep 2013 07:28 WIB
Hampir Amnesia karena Kecelakaan, Pria Ini Sembuh Berkat Lagu Coldplay
Ed Buckley (Foto: Daily Mail)
London - Bagi seorang penggemar musik, bertemu dengan idola adalah hal yang luar biasa. Tapi bagi Ed Buckley, berdiri berdampingan dengan vokalis Coldplay, Chris Martin dalam sebuah acara penghargaan di London awal tahun ini rasanya mungkin lebih dari itu.

Bagaimana tidak, 17 bulan sebelumnya, dokter hampir menyerah setelah mahasiswa Leeds University ini ditabrak taksi berkecepatan tinggi dalam perjalanan pulang dari sebuah pesta. Saking parahnya cedera yang dialami Ed, ia sempat koma selama enam bulan setelah mengalami kejang-kejang hebat. Orang tuanya juga telah diberitahu untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terburuk.

Tanpa diduga, Ed bisa melewati semua itu dan bangun dari 'tidur panjangnya'. Hanya saja ketika terbangun, Ed tak bisa bicara, berjalan atau melakukan aktivitas paling sederhana sekalipun. Kerusakan otak yang dialaminya juga membuatnya kehilangan ingatan parah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun dalam waktu yang tak terlalu lama, ingatan Ed bisa pulih dan bercanda seperti sedia kala, meski ia mengaku isi kepalanya masih berantakan layaknya 'kentang tumbuk'. Bagaimana bisa? Pria berusia 22 tahun itu mengaku ingatannya kembali karena ia menggunakan sebuah terobosan baru berupa terapi musik. Salah satunya dengan mendengarkan lagu-lagu band asal Inggris, Coldplay yang juga band favoritnya.

Ed pun menjalani terapi saat masih harus dibantu kursi roda. Saat itu ia hampir tak bisa mengingat namanya sendiri, tapi ketika duduk di atas piano, Ed dapat memainkan nada-nada lagu hits milik Coldplay yang ia pelajari jauh sebelum terjadinya kecelakaan.

"Sebelum saya bisa bicara atau berjalan dan masih berada di atas kursi roda, saya bisa memainkan Let It Be milik The Beatles. Saya mengingat nada-nadanya namun tak punya ingatan lainnya," terang Ed seperti dilansir Daily Mail, Senin (23/9/2013).

"Kemudian saya mulai mengingat lagu-lagu Coldplay yang biasanya saya mainkan. Musik membuat saya merasa berbeda karena saya menghabiskan sebagian besar waktu saya untuk berlatih berjalan dan mengingat kembali memori saya. Tapi ketika saya meletakkan jari-jari saya di atas tuts piano, saya membiarkannya berjalan sendiri. Itulah yang 'membuka' otak saya," tambahnya.

Yang tak kalah mengejutkan, perjuangan Ed dalam menjalani terapi musik itu tak hanya berbuah kesembuhan, tapi ia juga diundang ke ajang O2 Silver Clef Awards pada bulan Juni 2013. Disini ia dipertemukan dengan sang idola, pentolan sekaligus vokalis band Coldplay, Chris Martin.

Bahkan karena terharu mendengar kisah Ed, Martin serta sang gitaris, Jonny Buckland memberikan hadiah berupa lirik tulisan tangan dari single Paradise yang dan telah mereka tandatangani kepada Ed di ajang tersebut.

Acara amal ini memang digelar setiap tahun oleh yayasan Nordoff Robbins, yang memberikan terapi musik bagi pasien-pasien dengan berbagai jenis gangguan kesehatan.

"Mendengar kisahnya dan bertemu dengannya secara langsung sungguh luar biasa. Ini begitu menyentuh. Mendengar tentang apa yang ia alami selama ini, membuat kami merasa apapun yang kami lakukan jadi terasa berarti," ujar suami aktris Gwyneth Paltrow tersebut.

Di atas panggung, sang ibu Caroline yang juga seorang perawat berusia 48 tahun mengisahkan kekuatan luar biasa dari terapi musik yang dijalani putranya, termasuk peranan seorang terapis dari Nordoff Robbins, Jessica Atkinson dalam proses rehabilitasi Ed.

Para pakar pun percaya mendengarkan dan bermain musik, yang melibatkan berbagai kombinasi proses mental antara lain persepsi dan daya ingat dapat digunakan secara efektif untuk melatih dan mendidik kembali otak yang cedera.

Dapat dikatakan Ed merupakan salah satu contoh menonjol dari efek terapi musik ini. Tiga bulan pasca kecelakaan dan masih dalam keadaan koma, Ed dipindahkan dari sebuah rumah sakit di Leeds ke Addenbroke, Cambridge, lalu ke Northwick Park Hospital, Middlesex agar lebih dekat dengan rumah keluarganya di Welwyn Garden City.

Kemudian enam bulan setelah kecelakaan, Ed mulai bangun. Meski masih setengah sadar, Ed sudah memulai proses rehabilitasi intensif, termasuk fisioterapi serta terapi bicara dan terapi musik.

Terapis Ed, Atkinson sendiri sebenarnya merupakan mantan pemain biola profesional dan guru musik. Ia telah bekerja untuk Nordoff Robbins selama 15 tahun. Tak lupa Atkinson menjelaskan bagaimana halnya pasien cedera otak pria lainnya, Ed berjuang agar bisa bicara.

"Saya menggunakan piano dan suara saya sendiri untuk membuat berbagai kombinasi suara, yang nantinya akan ditirukan Ed," terang Atkinson.

"Kami juga mulai membuat sesi tanya-jawab tentang musik dimana kami mencoba untuk mengembalikan suaranya, lalu menuntunnya dengan banyak nada. Dari situ Anda akan membuat sebuah harmoni, mengajaknya naik-turun sehingga ia bisa merubah suaranya sendiri, terutama untuk berbicara dan bernyanyi," sambungnya.

Hebatnya, banyak pasien cedera otak yang akhirnya dapat kembali bernyanyi dengan terapi ini, meski tak diketahui penyebabnya. Bahkan kemampuan bicara mereka yang normal pun ikut terpengaruh. Jadi dalam hal ini Atkinson mencoba memanfaatkan melodi lagu dan menyesuaikannya dengan cara bicara Ed.

Atkinson pun mulai melakukan improvisasi dengan mencoba bercakap-cakap lewat lagu sehingga Ed tidak melulu terfokus pada makna kata-katanya tapi kerangka melodi yang menyertainya. "Seketika kami berbincang tentang sesuatu yang harus ia pikirkan dan ia terfokus pada makna katanya saja, maka ia akan kesulitan meneruskan perbincangan dan kembali ke monoton," tuturnya.

Dengan strategi-strategi semacam itu, lama-lama Ed pun mengambil inisiatif untuk berlatih berbicara dengan diiringi melodi yang ia buat sendiri. Ketika Ed mulai bersiap lepas dari kursi rodanya, Atkinson pun menggunakan drum untuk membantu Ed mendapatkan kembali ritme berjalannya secara alami, disamping fisioterapi dan terapi tambahan lainnya. Dengan ini, keseimbangan dan momentum cara jalan Ed dapat dilatih.

Bersama tim klinis lainnya, Atkinson juga berupaya untuk mengembalikan kemampuan jari-jari Ed, dengan memanfaatkan piano sebagai sarananya.

Beruntung sejak kecil Ed sudah memperlihatkan talenta bermusiknya, terutama dalam memainkan piano. Oleh karena itu ketika ia harus menjalani terapi musik dengan piano, Ed mengaku bersemangat merasakan sensasi belajar main musik. Dan dengan bantuan Atkinson, Ed banyak menghabiskan waktu di rumah sakit untuk belajar musik, termasuk bernyanyi.

"Ed akan menantang dirinya sendiri dengan memilih nada-nada yang tersulit, tapi tekadnya begitu kuat dan ia juga bisa merasa pembelajarannya itu mempengaruhi seluruh hidupnya," ingat Atkinson.

Pria muda yang juga ikut pelatihan untuk menjadi pilot ini mengaku terus menggunakan musik untuk mengembalikan ingatannya serta membantunya mengingat berbagai situasi dan orang-orang yang hadir dalam hidupnya.

Dan musik telah berhasil menjadi focal point dalam proses pemulihan Ed. Kendati ia tak lagi dibantu Atkinson setelah keluar dari rumah sakit pada bulan April 2013, Ed melanjutkan pelajaran piano dan bernyanyinya di rumah.

"Walaupun saya sudah bisa berjalan lagi, efeknya takkan sebesar meningkatnya kemampuan bermain piano saya. Saya hanya ingin bernyanyi untuk para gadis di luar sana seperti halnya Jamie Cullum, karena ia punya segalanya, ia tampan dan punya talenta," tandas Ed sambil tertawa.


(vit/vit)

Berita Terkait