Ketika Sawi, Nanas, dan Jeruk Nipis Dijadikan Jamu

Ketika Sawi, Nanas, dan Jeruk Nipis Dijadikan Jamu

- detikHealth
Kamis, 07 Nov 2013 16:44 WIB
Ketika Sawi, Nanas, dan Jeruk Nipis Dijadikan Jamu
Lasmi pembuat Jamu Sanapis ( dok: Uyung / detikHealth)
Jakarta - Lebih dari separuh dari total jumlah penduduk Indonesia ternyata masih mengandalkan jamu untuk menjaga kesehatan dirinya. Riset kesehatan dasar yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, sekitar 55,3 persen dari seluruh masyarakat Indonesia meminum jamu, dan sekitar 95 persennya mengaku bahwa jamu bermanfaat bagi kesehatannya.

Kebanyakan pengusaha jamu saat ini merupakan penerus usaha orang tuanya. Resep yang digunakan untuk meracik jamu pun resep yang diturunkan keluarga dari generasi ke generasi. Bahkan inovasi di dunia jamu terus dikembangkan. Seperti apa?

"Namanya sanapis. Gabungan sawi, nanas, dan jeruk nipis. Khasiatnya untuk melancarkan buang air, mencegah osteoporosis, dan menurunkan kolesterol. Cara mengujinya ya dengan dicoba di keluarga sendiri, ha ha ha. Saya sampai menang juara satu lomba temu karya, dan sekarang pendapatan juga bertambah karena ada jenis jamu baru," ungkap Lasmi, salah seorang pengusaha jamu gendong dari Tebet dalam acara Pendampingan Pelaku Usaha Jamu Gendong (UJG) dan Usaha Jamu Racikan (UJR). Acara yang dihadiri sekitar 100 orang pengusaha jamu ini dilaksanakan di ruang Avara, Epicentrum Walk, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (7/11/2013).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lasmi menuturkan bisnis jamu ini bermula dari neneknya yang kemudian menjadi usaha turun-temurun. Bahkan Lasmi sekarang sedang menurunkan kemampuannya meracik jamu kepada anak perempuannya.

Dia mengaku jamu dagangannya hingga hari ini tidak pernah sepi pembeli. Ia bahkan dipercaya oleh sesama pengusaha jamu gendong sebagai Ketua Kelompok Jamu Lestari di lingkungannya. Dengan semangat untuk menyehatkan banyak orang, Lasmi kini juga suka mengajari ibu-ibu lainnya meracik jamu, hingga ke pulau Kalimantan. Ia berharap, suatu hari nanti resep jamu mempunyai standar yang tetap agar rasa dan khasiat jamu bisa terjamin dan terjaga.

Acara pendampingan oleh pemerintah kepada para pelaku usaha jamu gendong dan jamu racik ini adalah acara tahunan kedua, setelah setahun sebelumnya diselenggarakan di Yogyakarta. Menurut Dra Nadira Rahim, Apt., M.Kes., Kasubdit Bina Produksi dan Distribusi Obat dan Obat Tradisional Kementerian Kesehatan RI, ini merupakan salah satu upaya untuk menjamin kesehatan masyarakat melalui obat-obatan tradisional.

"Harapannya, semoga pedagang-pedagang jamu di Jakarta bisa mempertahankan dan meningkatkan kualitasnya. Yang penting bagaimana cara membuat jamu agar sesuai dengan standar syarat kesehatan yang aman dikonsumsi. Terutama kebersihan, dan sadar akan bahaya penambahan unsur kimia obat dalam jamu," ucap Nadira.


(vit/up)

Berita Terkait