Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) drh. Wiwiek Bagja mengaku belum pernah mendengar penyakit diabetes bisa ditularkan melalui tikus. "Saya belum pernah mendengar bahwa diabetes bisa dipicu oleh tikus. Kalau kencing tikus memang iya ada, kalau diabetes belum pernah dengar saya. Itu lebih dipengaruhi gaya hidup ya, apalagi pada anak-anak diabetes lebih karena obesitas, pola makan, malas olahraga," ucapnya saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (4/12/2013).
Hal yang sama juga disampaikan drh Olan Sebastian, MM. Dia sepakat diabetes merupakan penyakit yang terkait dengan pola makan. "Kalau tikus ya bisa menularkan penyakit seperti pes, leptospirosis, typus, paratypus," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada semakin banyak bukti yang mendukung gagasan bahwa anak-anak yang rentan terserang diabetes tipe 1 bukan hanya karena faktor genetik, tapi bisa jadi juga dipicu oleh infeksi," terang ketua tim peneliti, Dr. Richard McNally.
Dia menerangkan pola infeksinya tidaklah random atau acak. Jadi peneliti menduga kondisi ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada beberapa faktor lingkungan yang memicu kondisi ini. Setelah membandingkan polanya dengan penyakit infeksi lainnya, peneliti menemukan bahwa pola penyebarannya pun serupa. Artinya, diabetes tipe 1 juga berpotensi menula. Dengan kata lain peneliti menunjukkan bahwa penyakit ini bisa 'ditularkan' oleh hewan pengerat seperti tikus, yang selama ini memang dikenal sebagai hewan pembawa atau penyebar infeksi.
"Kami sebenarnya tak ingin membuat para orang tua khawatir. Faktanya, kondisi ini tidaklah ditularkan dari orang ke orang, tapi jika anak melakukan kontak dengan hewan liar atau bermain di lingkungan yang sama, maka mereka bisa jadi tertular (diabetes tipe 1)," kata Dr. McNally seperti dikutip dari Daily Mail.
Menurut Dr. McNally, alasannya tak lain adalah banyak anak yang sistem kekebalannya sangat lemah. "Di tahun-tahun pertama kehidupannya, sejumlah anak cenderung lebih terisolasi secara sosial sehingga mereka tidak memiliki sistem kekebalan tubuh sekuat generasi sebelumnya. Akibatnya, ketika beranjak menjadi anak-anak dan terpapar infeksi, mereka yang rentan akan memberikan reaksi negatif dan mudah terkena diabetes tipe 1," tuturnya.
Namun meski seorang anak terinfeksi, peneliti menemukan bahwa belum tentu mereka langsung memperlihatkan reaksi autoimun yang membuatnya tertular atau mengidap diabetes tipe 1, karena kondisi ini terbilang langka.
(vit/up)











































