Dengan meningkatnya penjualan obat kuat Viagra sebesar 25 persen hingga Hari Valentine, ada kekhawatiran bahwa penyalahgunakan obat dapat menyebabkan konsekuensi yang berpotensi fatal. Para ilmuwan di University of New South Wales, Sydney, telah mengidentifikasi 'sextasy' yang mendapatkan popularitas di klub-klub malam.
Mereka mengatakan bahwa pengguna ekstasi banyak yang mencampurkan narkoba tersebut dengan Viagra dalam upaya memperkuat efek euforia. Masalahnya, pencampuran dua obat dapat memicu 'serotonin syndrome', yaitu interaksi obat berpotensi serius yang terjadi ketika terlalu banyak serotonin menumpuk dalam tubuh.
Meskipun serotonin sering disebut sebagai 'hormon senang', tapi terlalu banyak kadarnya di tubuh justru dapat menyebabkan kebingungan, disorientasi, halusinasi, dan tremor. Dalam kasus yang parah juga dapat menyebabkan kejang, detak jantung tidak teratur, atau bahkan koma.
Kedua obat berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah. Tetapi menggabungkan keduanya bisa menghasilkan penurunan mendadak tekanan darah yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.
"Viagra dan nitrat tidak pernah bisa digunakan bersama-sama. Orang akan mati bila melakukannya," jelas Dr Marilyn K. Volker, seksolog dari Associate Fellow of The American Academy of Clinical Sexologists, seperti dikutip dari Daily Mail, Senin (17/2/2014).
Penjualan Viagra telah meningkat dari tahun ke tahun sejak pertama kali disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA). Tapi para penggunanya tidak lagi hanya pria tua yang ingin meningkatkan kinerja seksualnya, melainkan juga pria-pria muda yang mencampurnya dengan obat-obat terlarang lain.
Selain bisa mengancam nyawa, penyalahgunaan Viagra juga berisiko terhadap kesehatan mental. Raymond Francis, konselor psikoseksual di Harley Street, mengatakan setiap bulan ia mendapatkan sekitar 15 pasien pria muda, dengan usia rata-rata 32 tahun, yang telah kecanduan Viagra untuk meningkatkan kinerja seksual.
"Saya pikir ini hanyalah sebuah contoh kecil dari masalah (penyalahgunaan Viagra. Orang-orang ini tidak memiliki masalah fisik yang akan menyebabkan kesulitan ereksi. Sebaliknya mereka merasa membutuhkannya karena mereka menempatkan terlalu banyak harapan pada diri mereka sendiri," kata Raymond Francis.
(mer/vit)











































