Dari mereka yang gagal, tidak sedikit yang akhirnya stres dan akhirnya mengalami gangguan mental. Pada 2009 lalu misalnya, Kementerian Kesehatan melansir ada 7736 caleg yang stres karena gagal menjadi anggota dewan. Rinciannya caleg untuk DPR RI sebanyak 49 orang, DPRD I sebanyak 496 orang, caleg DPD sebanyak 4 orang, dan caleg DPRD II sebanyak 6.827.
Mengantisipasi hal itu Caroline Kawinda, MARS, Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah Duren Sawit, mengatakan pihaknya telah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi pasien stres dan gangguan jiwa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi dr Caroline mengatakan bahwa sebelum dirawat, tentunya harus dilakukan pemeriksaan dulu apakah calon pasien tersebut memang diharuskan untuk dirawat, atau hanya membutuhkan pengobatan. Ia mengatakan bahwa jajaran dokter, psikiater dan psikolog di rumah sakitnya akan siap memeriksa pasien yang datang.
"Ya dia caleg atau bukan, kalau datang ke sini tetap kita periksa. Dilihat dulu gradenya, apakah stresnya masih bisa ditangani dengan obat dan support keluarga, atau sudah membahayakan? Kalau sudah membahayakan baru bisa rawat inap," sambungnya lagi.
Ketika ditanya perihal kemungkinan caleg stres akan datang berobat ke sana, dr Caroline menjawabnya dengan tertawa. Menurutnya kecil sekali kemungkinan caleg yang stres akibat kalah pada pemilu legislatif untuk berobat ke RSKD pimpinannya.
"Kalau caleg mana mau dia berobat ke sini. Nanti dia gabung sama pasien gangguan jiwa lain dari jalanan. Apa nggak malu? Pasti ke rumah sakit swasta Mas, ha ha ha," ujarnya sembari tertawa.
Sebagai gambaran, RSKD Duren Sawit yang terletak di Jl. Duren Sawit Baru No 2, Jakarta Timur ini, mempunyai 150 tempat tidur. Harga kamar untuk rawat inap kategori VIP adalah Rp 350 ribu dengan fasilitas satu tempat tidur pasien, sofa, kulkas dan televisi.
(up/up)











































