"Selama proses pemberian MPASI, belum tentu pemberian ASI berhenti, justru tetap harus diberikan. Kalau bayi jadi rentan sakit, mungkin karena proses perkenalannya kurang tepat," papar salah satu konselor 'Rumah Menyusui' RS Budi Kemuliaan Jakarta, dr Hikmah Kurniasari, MKM, saat berbincang dengan detikHealth di sela-sela peresmian 'Rumah Menyusui' yang diselenggarakan di RS Budi Kemuliaan, Jl Budi Kemuliaan, Jakarta, Senin (21/4/2014).
Menurut dr Hikmah, ada sebagian ibu yang berpikir MPASI ideal hanya buah-buahan saja, sehingga tidak memberikan cukup asupan protein pada sang buah hati. Padahal seharusnya bayi juga mendapatkan asupan gizi seimbang yang terdiri atas karbohidrat, sayur, buah, dan protein.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk sayur dan buah, dr Hikmah berpesan agar ibu memilih sayur-sayuran atau buah-buahan berwarna jingga. Alasannya, asupan ini kaya akan vitamin A yang sangat penting untuk bayi. Tahap awal pemberian ASI, disarankan ibu untuk membuat bubur yang terbuat dari tepung beras, kemudian diberikan perahan ASI.
"Supaya bayi bisa mengenal rasa, pagi misalnya berikan bubur nasi, siang bayam rebus yang dilumatkan, kemudian malam ayam rebus yang dihaluskan. Jadi jangan yang itu-itu saja setiap makan, misalnya pagi siang, siangnya pisang lagi. Sambil dilihat respons bayi terhadap alergi makanan selama 3 hari pemberian," pesan dr Hikmah.
Pengenalan rasa dan variasi gizi dinilai menjadi faktor penting dalam perkenalan MPASI. Jika sebagian ibu beranggapan masa-masa perkenalan MPASI membuat bayi rentan sakit, menurut dr Sylvia Haryeny, IBCLC, itu bisa jadi karena pemberian ASI-nya yang dikurangi oleh ibu.
"ASI kan mengandung komponen anti-alergi, anti-tumor, dan disinfektan," sambung dr Sylvia, yang juga merupakan salah satu konselor dari SELASI kepada detikHealth.
(ajg/vta)











































