Telan Biji Jambu dan Lari Setelah Makan, Ragam Mitos Penyebab Usus Buntu

Ulasan Khas Usus Buntu

Telan Biji Jambu dan Lari Setelah Makan, Ragam Mitos Penyebab Usus Buntu

Muamaroh Husnantiya, Ajeng A Kinanti - detikHealth
Rabu, 28 Mei 2014 15:02 WIB
Telan Biji Jambu dan Lari Setelah Makan, Ragam Mitos Penyebab Usus Buntu
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta - "Jangan menelan biji jambu, bisa bikin usus buntu!". Ucapan tersebut tak jarang didengar ketika seseorang sedang menyantap jambu biji. Namun, benarkah anggapan itu? Benarkah menelan biji jambu dapat menyebabkan peradangan pada usus buntu?

Selain jambu biji, terdapat sebab-sebab lain yang diyakini dapat memicu peradangan pada usus buntu. Misalnya saja sontak berlari usai makan, kerap menyantap mi instan, langsung berbaring setelah makan, kerap menyantap hidangan pedas, serta menahan buang air besar.

Inilah beberapa hal yang diyakini dapat menyebabkan usus buntu dan fakta di baliknya, seperti dirangkum detikHealth dari berbagai sumber dan ditulis pada Rabu (28/5/2014).

1. Menelan biji jambu dan biji cabai

Banyak orang meyakini mitos ini lantaran menganggap biji jambu dan biji cabai tak dapat dicerna. Biji jambu atau biji cabai yang masuk ke dalam saluran pencernaan dikhawatirkan akan masuk ke usus buntu alias sekum sehingga menyebabkan peradangan. Faktanya, tak ada kaitan antara biji jambu atau biji cabai yang tertelan dengan terjadinya peradangan pada usus buntu.

"Sebenarnya mitos. Tapi apakah biji jambu dan cabai bisa nyangkut? Bisa, tapi biasanya keluar lagi bersama kotoran (feses)," jelas Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

2. Berlari setelah makan

Mereka yang berlari tak lama setelah makan biasanya akan mengalami rasa nyeri pada perut. Rasa nyeri yang timbul membuat beberapa orang menyimpulkan bahwa lari setelah makan dapat menimbulkan usus buntu. Anggapan tersebut ditepis oleh DR Dr Rino Alvani Gani, SpPD, K-GEH, FINASIM, dokter di Divisi Digestif RSCM Kencana. Menurutnya, rasa nyeri tersebut timbul lantaran sirkulasi darah yang seharusnya menuju usus dialihkan ke otot. Itulah mengapa tidak disarankan mengonsumsi makanan berat sesaat sebelum berolahraga.

3. Kerap menyantap mi instan

Anggapan bahwa bumbu mi instan dapat menyebabkan usus buntu ditepis oleh Dr T. Bahdar Johan, SpPD, dokter di RS Premier Bintaro. Menurutnya, kerap menyantap mi instan tak berhubungan dengan terjadinya radang pada sekum. Peradangan pada usus buntu kerap disebabkan oleh pembengkakan jaringan limfoid, kinking pada usus buntu, serta kotoran yang membatu di dalam usus buntu. Untuk mengurangi risiko usus buntu, ia menyarankan agar kerap mengonsumsi sayuran.

4. Merebahkan tubuh setelah makan

Godaan untuk merebahkan diri setelah perut kenyang memang sukar ditepis. Namun, biasanya akan timbul teguran dari orang lain yang mengingatkan risiko terjadinya usus buntu. Anggapan bahwa berbaring setelah makan dapat memicu usus buntu ditepis mentah-mentah oleh Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Menurutnya merebahkan tubuh setelah makan tak akan menyebabkan peradangan usus buntu. Risiko yang akan timbul jika seseorang kerap berbaring setelah makan adalah naiknya asam lambung.

5. Hobi menyantap makanan pedas

Kerap meyantap makanan pedas dapat menyebabkan usus buntu? Menurut dr Andra Azwar, SpPD, dokter di RS Royal Taruma Jakarta, anggapan tersebut hanya mitos belaka. Menurutnya tak ada kaitan langsung antara kegemaran menyantap hidangan pedas dengan terjadinya peradangan pada usus buntu.

"Tidak ada hubungan langsung antara makanan pedas dengan radang usus buntu. Karena radang usus buntu terjadi karena infeksi atau radang dari bakteri,' tuturnya.

6. Menahan BAB

Kerap menahan buang air besar sering dikaitkan dengan risiko usus buntu. Menurut dr Fahrial, anggapan tersebut tidak benar karena tak ada kaitan langsung antara menahan BAB dengan peradangan pada usus buntu. Meski demikian, radang pada usus buntu bisa diakibatkan karena ada kotoran atau feses yang membatu di dalam sekum. Untuk mencegahnya, konsumsi sayuran harus diperbanyak agar pembuangan feses lancar dan kotoran tak membatu di dalam usus.
Halaman 2 dari 7
Banyak orang meyakini mitos ini lantaran menganggap biji jambu dan biji cabai tak dapat dicerna. Biji jambu atau biji cabai yang masuk ke dalam saluran pencernaan dikhawatirkan akan masuk ke usus buntu alias sekum sehingga menyebabkan peradangan. Faktanya, tak ada kaitan antara biji jambu atau biji cabai yang tertelan dengan terjadinya peradangan pada usus buntu.

"Sebenarnya mitos. Tapi apakah biji jambu dan cabai bisa nyangkut? Bisa, tapi biasanya keluar lagi bersama kotoran (feses)," jelas Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB, dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Mereka yang berlari tak lama setelah makan biasanya akan mengalami rasa nyeri pada perut. Rasa nyeri yang timbul membuat beberapa orang menyimpulkan bahwa lari setelah makan dapat menimbulkan usus buntu. Anggapan tersebut ditepis oleh DR Dr Rino Alvani Gani, SpPD, K-GEH, FINASIM, dokter di Divisi Digestif RSCM Kencana. Menurutnya, rasa nyeri tersebut timbul lantaran sirkulasi darah yang seharusnya menuju usus dialihkan ke otot. Itulah mengapa tidak disarankan mengonsumsi makanan berat sesaat sebelum berolahraga.

Anggapan bahwa bumbu mi instan dapat menyebabkan usus buntu ditepis oleh Dr T. Bahdar Johan, SpPD, dokter di RS Premier Bintaro. Menurutnya, kerap menyantap mi instan tak berhubungan dengan terjadinya radang pada sekum. Peradangan pada usus buntu kerap disebabkan oleh pembengkakan jaringan limfoid, kinking pada usus buntu, serta kotoran yang membatu di dalam usus buntu. Untuk mengurangi risiko usus buntu, ia menyarankan agar kerap mengonsumsi sayuran.

Godaan untuk merebahkan diri setelah perut kenyang memang sukar ditepis. Namun, biasanya akan timbul teguran dari orang lain yang mengingatkan risiko terjadinya usus buntu. Anggapan bahwa berbaring setelah makan dapat memicu usus buntu ditepis mentah-mentah oleh Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, MMB dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM. Menurutnya merebahkan tubuh setelah makan tak akan menyebabkan peradangan usus buntu. Risiko yang akan timbul jika seseorang kerap berbaring setelah makan adalah naiknya asam lambung.

Kerap meyantap makanan pedas dapat menyebabkan usus buntu? Menurut dr Andra Azwar, SpPD, dokter di RS Royal Taruma Jakarta, anggapan tersebut hanya mitos belaka. Menurutnya tak ada kaitan langsung antara kegemaran menyantap hidangan pedas dengan terjadinya peradangan pada usus buntu.

"Tidak ada hubungan langsung antara makanan pedas dengan radang usus buntu. Karena radang usus buntu terjadi karena infeksi atau radang dari bakteri,' tuturnya.

Kerap menahan buang air besar sering dikaitkan dengan risiko usus buntu. Menurut dr Fahrial, anggapan tersebut tidak benar karena tak ada kaitan langsung antara menahan BAB dengan peradangan pada usus buntu. Meski demikian, radang pada usus buntu bisa diakibatkan karena ada kotoran atau feses yang membatu di dalam sekum. Untuk mencegahnya, konsumsi sayuran harus diperbanyak agar pembuangan feses lancar dan kotoran tak membatu di dalam usus.

(ajg/up)

Ulasan Khas Usus Buntu
12 Konten
Radang usus buntu memang bukan penyakit yang mematikan, serta bisa disembuhkan dengan obat atau operasi. Namun, bila dibiarkan saja kondisi ini dapat merenggut nyawa seseorang.
Berita Terkait