Saat seseorang mengalami serangan night terror, dirinya akan menjerit, berteriak, atau bergerak secara aktif sesuai mimpi buruk yang ia alami. Fenomena ini pada beberapa ahli dikaitkan dengan fenomena berjalan sambil tidur hanya saja bedanya penderita night terror tidak hanya berjalan tapi juga meronta bahkan bisa melawan jika seseorang memaksanya bangun.
Ahli tidur Lisa Shives, pendiri Northshore Sleep Medicine, Amerika Serikat, mengatakan night terror biasanya terjadi pada 1% hingga 6% anak-anak namun pada kasus langka bisa juga terjadi pada orang dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika seseorang mengalami night terror, hal yang harus dilakukan oleh orang sekitar adalah menjaga agar penderita tidak menyakiti diri sendiri. Pastikan tidak ada barang sekitar yang dapat melukai tubuh jika terkena oleh penderita dan jangan menyadarkan dirinya. Serangan night terror biasanya hanya terjadi selama beberapa menit lalu setelah itu penderita akan tertidur kembali.
Beberapa penyebab yang mungkin dapat memicu night terror menurut ahli di antaranya adalah kurang tidur, kelelahan, stress, gangguan pernapasan, demam, migrain, cidera kepala, serta perubahan lingkungan seperti suara dan cahaya.
Pada beberapa orang dewasa yang memiliki serangan night terror faktor utamanya mungkin disebabkan karena depresi, stres, dan rasa gelisah. Untuk mengetahui lebih pasti hubungi dokter. Teknik pencegahan ini namun dapat dilakukan seperti terapi kognitif, hipnosis, dan meditasi.
(up/up)











































