Bahkan, penelitian terbaru yang diterbitkan di New England Journal Medicine mengatakan bahwa bahaya rokok elektrik bukan hanya keracunan saja. Peneliti sebut rokok elektrik juga mempunyai bahaya lain, yakni menyebabkan otak lebih rentan kecanduan narkoba.
"Membicarakan rokok elektrik tentunya tak lepas dari klaim yang mengatakan penggunanya bebas penyakit paru dan jantung karena tidak berasap. Padahal, rokok elektrik mempunyai bahaya yang lebih besar bagi otak, yakni membuat otak lebih mudah kecanduan narkoba," tutur peneliti dr Eric Kandel dari Columbia University, dikutip dari Reuters, Kamis (4/9/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah otak para tikus dipindai, terlihat bahwa tikus yang terpapar nikotin dalam uap air memiliki kandungan kokain lebih banyak di otaknya. Hal ini membuat Kandel yakin bahwa rokok elektrik mempunyai efek candu yang lebih besar, sehingga risiko untuk menggunakan narkoba pun menjadi lebih besar.
"Rokok elektrik mempunyai efek fisiologis yang buruk untuk otak. Menyedihkan bahwa remaja saat ini berlindung di balik keamanan semu yang mengatakan bahwa rokok elektrik lebih baik daripada rokok tembakau, padahal mereka sama-sama berbahaya," tutup Kandel.
Sebelumnya, WHO sudah mengindikasokan bahwa seharusnya rokok elektrik sama berbahayanya dengan rokok tembakau. Bahkan, papan No Smoking yang terpajang di dalam ruangan sudah seharusnya juga berlaku untuk rokok elektrik.
(mrs/up)











































