Suka Main 'Gulat' dan Mengayunkan Anak? Hati-hati, Anak Bisa Cedera

<i>Shaken Baby Syndrome</i>

Suka Main 'Gulat' dan Mengayunkan Anak? Hati-hati, Anak Bisa Cedera

Firstrianisa Gustiawati - detikHealth
Rabu, 24 Sep 2014 17:09 WIB
Suka Main Gulat dan Mengayunkan Anak? Hati-hati, Anak Bisa Cedera
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Orang tua mana sih yang tak mau main dengan anak bayinya? Main gulat, diayun, hingga diangkat dan digendong menjadi kebahagiaan sendiri bagi orang tua. Apalagi jika anak tersenyum dan tertawa ketika diajak main. Wah, bahagianya bisa berkali-kali lipat.

Hanya saja bermain gulat, mengayun atau mengangkat anak harus dilakukan dengan hati-hati. Sebab anak berisiko jatuh atau cedera yang bisa berakibat fatal.

"Kalau goyang-goyangnya terlalu cepat memang bisa berisiko. Kalau gulat-gulatan paling risikonya terbentur di kepala," tutur dr Adi Kusumadi, SpA dari RS Hermina Daan Mogot ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis Rabu (24/9/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan dr Adi, dr Meta Hanindita dari RSUD Dr Soetomo Surabaya mengatakan bahwa risiko anak terjatuh dan cedera jika diayun atau diajak main gulat memang cukup besar. Namun menurutnya tidak akan fatal selama cedera yang menimpa anak tidak terjadi di kepala.

"Terkait main gulat-gulatan, selama gulat-gulatannya tidak terlalu keras sih nggak masalah ya. Enggak sampai mempengaruhi otak kok, paling ya terkilir atau terbentur dipan," tutur dr Meta yang kini tengah mengambil pendidikan dokter anak di FK Unair/Dr Soetomo Surabaya itu.

Terkait pertolongan pertama ketika anak terkilir, dr Meta mengatakan bahwa yang terpenting anak harus istirahat, dalam artian main gulat dengan orang tuanya harus diberhentikan dahulu. Setelah itu, bagian kaki atau tangan anak yang terkilir dapat dikompres dengan es untuk meredakan rasa sakit atau bengkak.

Sementara itu jika kebetulan anak terbentur di kepala ketika bermain atau diayun, orang tua harus lebih peka. Perhatikan apakah benturan anak keras atau menyebabkan anak muntah setelah terbentur. Jika sudah seperti itu, segara bawa anak ke dokter.

"Lihat benturannya hebat nggak sampai menyebabkan anak pingsan. Harus diperhatikan hal ini karena bisa saja terjadi pendarahan di kepala. Perhatikan juga setelah terbentur anaknya muntah-muntah atau tidak," tutupnya.

(mrs/vta)
Shaken Baby Syndrome
11 Konten
Menimang bayi agar berhenti menangis, memang biasa dilakukan oleh orang tua. Namun, perlunya kehati-hatian agar bayi tidak mengalami trauma pada otak atau shaken baby syndrome.

Berita Terkait