Tak Sekadar Membedakan Bau, Indra Penciuman Juga Bisa 'Prediksi' Kematian

Tak Sekadar Membedakan Bau, Indra Penciuman Juga Bisa 'Prediksi' Kematian

- detikHealth
Kamis, 02 Okt 2014 13:45 WIB
Tak Sekadar Membedakan Bau, Indra Penciuman Juga Bisa Prediksi Kematian
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Selain berfungsi untuk bernapas, hidung juga berperan penting sebagai indra penciuman. Berbagai jenis bau wangi ataupun busuk dapat dikenali melalui hidung. Namun rupanya tidak hanya membedakan bau, indra penciuman ternyata juga dapat memprediksi panjang atau pendeknya umur lho.

Sebuah studi dari PLOS One menuliskan bahwa mengukur tingkat ketajaman indra penciuman seseorang akan membantu dokter memprediksi seberapa besar kemungkinan orang itu hidup dalam waktu lima tahun ke depan. Lalu, bau apa saja yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketajaman indra penciuman seseorang?

Para peneliti dari University of Chicago telah melakukan penelitian tersebut dengan menggunakan lima bau khas yakni peppermint, jeruk, ikan, mawar dan kulit. Hasilnya, 39% remaja yang indra penciumannya kurang tajam meninggal dalam waktu kurang dari lima tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal ini didapat dengan membandingkan pada remaja yang indra penciumannya berada di tingkat rata-rata dan cukup tajam, yang memiliki persentase kematian hanya sekitar 19% dan 10%.

"Meskipun demikian, seseorang dengan indra penciuman yang kurang tajam tidak lantas menyebabkan kematian secara langsung. Hal itu bisa menjadi salah satu tanda atau peringatan dini adanya kerusakan sel," tutur ketua dari penelitian tersebut, Prof Jayanto Pinto, seperti dikutip dari BBC, Kamis (2/10/2014).

Menurunnya tingkat ketajaman indra penciuman dapat disebabkan oleh polusi dan penyakit. Selain itu, hal tersebut juga menjadi tanda bahwa sel-sel di dalam tubuh tidak beregenerasi atau tidak berkembang dengan baik. Sehingga, tubuh akan kehilangan keseimbangan dan berujung pada kematian.

Dibandingkan dengan beberapa faktor penting seperti usia, kecukupan nutrisi, kebiasaan merokok, dan isu kesehatan lainnya, para peneliti menganggap risiko kematian terbesar tetap berada pada tingkat ketajaman indra penciuman.

"Indra penciuman merupakan indra yang sedikit kurang dihargai. Padahal, peran indra penciuman sangat penting untuk kehidupan sehari-hari. Kadang kita kurang menyadari jika kita tidak dapat membaui sesuatu, maka akan menyebabkan depresi. Penelitian ini juga tidak bermaksud membuat orang-orang khawatir, tetapi untuk mengimbau bahwa mulai sekarang kita harus memperhatikan kesehatan sensorik," imbuh Prof Jayanto.

(ajg/vit)

Berita Terkait