Saat ini cukup banyak ragam jenis dan bentuk kondom yang dijual di supermarket. Mulai dari yang polos, hingga yang memiliki tekstur berpola menonjol. Adakah yang harus diperhatikan sebelum memilih kondom?
Menurut seksolog dari Universitas Tarumanegara, dr Andri Wanananda, MS, sebenarnya produksi kondom seperti ini hanya untuk variasi, tak harus menjadi pertimbangan yang utama untuk dipakai dalam bercinta.
"Yang penting adalah tidak menimbulkan alergi," papar dr Andri, saat dihubungi detikHealth dan ditulis pada Rabu (8/10/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim peneliti dari The University of Manchester baru saja menerima Grand Challenges Explorations, yaitu dana bantuan sebesar 62.123 pound sterling atau sekitar Rp 1,2 miliar. Dana tersebut berasal dari Bill and Melinda Gates Foundation, yang ditujukan untuk penelitian kondom generasi baru dengan bahan campuran nano-material.
Dua bahan utama yang akan dicampurkan adalah grafin dan polimer elastis, seperti lateks yang digunakan sebagai bahan kondom selama ini. Grafin adalah material tertipis, terkuat, dan paling konduktif di dunia. Tak heran jika selama ini grafin dimanfaatkan untuk beragam kebutuhan di berbagai penelitian dan teknologi, misalnya ponsel pintar dan chip komputer.
Meskipun sudah banyak pilihan, dr Andri mengingatkan untuk tetap memerhatikan apakah bahan kondom mudah sobek atau tidak. Jika ya, maka kemungkinan kondom mengalami kebocoran juga akan semakin besar. Ini tentu bisa mengurangi manfaat dari tujuan utama penggunaan kondom itu sendiri.
(ajg/vit)











































