Anak Berusia di Bawah 5 Tahun Mudah Simpan Memori Palsu

Anak Berusia di Bawah 5 Tahun Mudah Simpan Memori Palsu

- detikHealth
Rabu, 08 Okt 2014 13:50 WIB
Anak Berusia di Bawah 5 Tahun Mudah Simpan Memori Palsu
Illustrasi: Thinkstock
Australia - Sebuah riset yang dipublikasi di British Journal of Developmental Psychology, menekankan untuk berhati-hati bila meminta kesaksian dari anak di bawah umur lima tahun.

Menurut peneliti dari University of Newcastle yang melakukan studi, anak usia prasekolah menyimpan informasi yang lebih sedikit dalam otak mereka dan lebih mungkin untuk melaporkan memori palsu daripada anak-anak yang lebih tua.

"Studi ini mendukung gagasan bahwa anak enam tahun dapat memberikan testimoni yang lebih akurat daripada anak empat tahun," ujar salah satu peneliti, Dr Kerry Chalmers, seperti dikutip dari ABC Australia pada Rabu (8/10/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chalmers melakukan studi dengan melibatkan 20 anak dengan rata-rata umur empat tahun dan 20 anak dengan rata-rata umur enam tahun. Chalmers ingin melihat secara ilmiah sejauh mana ingatan dari anak-anak tersebut dapat diandalkan saat peneliti meminta mereka mengingat gambar.

Tiap anak diberikan set gambar berisi benda dan boneka yang menemani benda tersebut. Anak diberi set gambar selama dua hari berturut-turut dengan boneka yang berbeda. Peneliti kemudian meminta anak untuk menunjukkan boneka apa yang terlibat pada satu benda yang sama.

Hasilnya peneliti menemukan anak yang lebih tua memberikan informasi yang lebih dapat diandalkan. Chalmers mengatakan hal tersebut terjadi karena kelompok anak yang lebih muda memiliki persentase memori palsu yang lebih tinggi.

"Mereka bersedia mengatakan bahwa mereka telah melihat sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka lihat," ujar Chandler.

Selain itu kelompok anak yang lebih muda mudah mengingat sesuatu yang baru terjadi dibandingkan dengan kejadian yang telah lalu. Memori baru akan berdampak negatif pada memori yang lama.

Penelitian ini dikatakan oleh psikologis, Professor Brett Hayes dari University of New South Wales dapat dijadikan pertimbangan saat menjadikan anak sebagai saksi mata dalam pengadilan.

Pada kasus kekerasan pada anak, anak berumur empat sampai lima tahun terkadang bisa menjadi saksi kunci kasus.

Akan tetapi Hayes mengatakan faktor penentu memori bukan umur saja. Kuatnya trauma pada anak tentu akan mudah diingat pada anak umur empat tahun sekalipun dibandingkan hanya gambar pada penelitian.

"Kita harus sedikit berhati-hati mengatakan sumber dari memori anak yang lebih muda lemah dibandingkan anak yang lebih tua. Hal ini juga tergantung dari kekuatan memori tersebut saat tersimpan pada otak," tutup Hayes.

(vit/vit)

Berita Terkait