Hii, Bentuk Jantung Anak Berubah Jika Kelebihan Berat Badan

Jakarta - Perubahan bentuk jantung biasanya terjadi pada lansia yang memang memiliki penyakit jantung. Akan tetapi, penelitian terbaru menemukan bahwa kini perubahan bentuk dan karakteristik jantung tidak hanya ditemukan pada lansia, namun juga pada anak-anak.

Dr Norman Mangner dari University of Leipzig Heart Center di Jerman menemukan bahwa bentuk dan karakteristik jantung anak-anak yang obesitas mirip dengan lansia berusia 70 hingga 80 tahun. Sebabnya, beberapa bagian dinding jantung menebal dan rongga jantung (serambi dan bilik) menjadi lebih besar.

Penelitian Dr Mangner dilakukan kepada 101 anak-anak dan remaja dengan usia 9 hingga 16 tahun. Dari 101 partisipan, diketahui juga bahwa sebanyak 61 di antaranya memiliki kelebihan berat badan atau obesitas. Para partisipan diminta untuk melakukan sonogram untuk melihat kondisi jantungnya.

Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan yang obesitas memiliki dinding jantung yang lebih tebal di bagian kiri. Mereka juga memiliki rata-rata rongga bilik yang lebih besar dibandingkan dengan anak lain seusianya.

Ditemukan juga bahwa mereka memiliki kandungan LDL jahat yang lebih banyak. Dr Mangner bahkan mengatakan bahwa jantung mereka mirip dengan jantung anak-anak pengidap leukimia yang sudah melakukan kemoterapi,

Sementara itu, Dr Sheldon E Litwin, pakar kardiologi dari Medical University of South Carolina in Charleston mengatakan bahwa memang hasil penelitian ini memang sudah diketahui oleh sebagian orang. Hanya saja penelitian ini membuktikan bahwa gejala penyakit jantung memang bisa dimulai sejak anak-anak dan remaja.

"Efek jangka panjangnya tentu saja dapat menjadi masalah. Otot jantung dapat menjadi kaku jika dinding terlalu tebal, dan ini dapat menyebabkan gagal jantung," tutur Dr Litwin yang tak terlibat dalam penelitian.

Dr Litwin juga mengatakan bahwa tekanan darah tinggi yang dialami oleh para partisipan, khususnya anak-anak yang obesitas dapat membuat mereka rentan memiliki penyakit jantung 20 hingga 30 tahun mendatang. Oleh karena itu, ia menyarankan agar para orang tua dapat lebih mengawasi berat badan anak untuk menghindari hal tersebut.

"Beberapa aktivitas fisik dan fitnes dapat membuat jantung menjadi lebih baik selain menurunkan berat badan. Tentunya ini yang menjadi tantangan bagi para orang tua agar dapat membuat anak lebih aktif dalam aktivitas fisik," tuturnya lagi, dikutip dari Reuters, Senin (20/10/2014).

Penelitian ini dipublikasikan di JACC: Cardiovascular Imaging.

(mrs/vit)