Tak Hanya Genetik, Stimulasi Juga Sangat Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Tak Hanya Genetik, Stimulasi Juga Sangat Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

- detikHealth
Minggu, 26 Okt 2014 09:57 WIB
Tak Hanya Genetik, Stimulasi Juga Sangat Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak
ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Secara alamiah, gen dari ayah dan ibu pasti diturunkan kepada anak-anaknya. Gen ini nantinya yang akan berpengaruh dalam tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun watak. Namun yang memengaruhi tumbuh kembang anak tidak hanya genetik melainkan juga stimulasi atau rangsangan.

Menurut dr Boy Abidin, SpOG (K) dari saat masih di dalam kandungan hingga usia 3 tahun, seorang anak sedang berada dalam masa periode emas yang sangat penting bagi pertumbuhan otaknya. Kecerdasan otak seorang anak tidak hanya karena pengaruh gen dari orang tuanya tetapi juga dari stimulasi yang diberikan orang tua.

"Misalnya nih kalau ayah dan ibunya tingkat pendidikannya hanya lulus SD, mungkin nggak nantinya anaknya akan jadi dokter? Ya mungkin saja. Karena selain genetik, anak dipengaruhi juga oleh stimulasi. Makanya anak harus distimulasi atau dididik dengan benar agar cerdas," jelas dr Boy di sela-sela acara 'Prenagen Pregnancy Educational Journey' di Mall Kasablanka, seperti ditulis Minggu (26/10/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tempat yang sama, pakar stimulasi anak, Irene F Mongkar juga mengungkapkan bahwa setelah melewati masa kehamilan dan kelahiran, orang tua harus mempersiapkan pola pengasuhan dan pendidikan yang baik bagi anaknya. Pada masa periode emasnya itu anak sebaiknya jangan terlalu sering ditaruh di dalam stroller atau box tempat tidur. Anak harus selalu dekat dengan orang tuanya, terutama ibunya.

"Sering kan kita lihat ibu naruh anaknya di stroller, nah sementara ibunya menggendong barang bawaan yang isinya susu, baju, popok. Ini yang terbalik, harusnya anaknya yang digendong dan didekap agar anak dekat dengan ibunya," papar Irene.

Pola pengasuhan anak salah satunya dilakukan melalui stimulasi sensorik dan motorik pada anak. Stimulasi sensorik merupakan rangsangan yang melibatkan 5 indera pada anak yaitu penciuman, pendengaran, penglihatan, peraba, dan pengecap. Stimulasi motorik merupakan rangsangan yang berupa pemberian kesempatan pada anak untuk menggunakan tangannya, kesempatan anak untuk bergerak, dan kesempatan untuk berbicara.

"Jadi misalnya kalau lagi kasih makan pisang ke anak, nah sekalian dijelasin ini lho kulitnya, ini pisangnya, dan kasih kesempatan juga anak untuk pegang pisangnya agar dia bisa meraba-raba dan menggerakkan tangannya. Ini salah satu bentuk stimulasi sensorik sekaligus motorik," jelas Irene.

Irene juga menjelaskan bahwa untuk stimulasi motorik, anak harus diberikan ruang gerak yang cukup luas. Hal ini bertujuan agar lengan dan tungkainya dapat bergerak bebas. Selain itu, ada beberapa gerakan terstruktur yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu stimulasi atau rangsangan pada anak, misalnya mengangkat, memiringkan, dan mengayun-ayun anak.

"Gerakan rangsangan itu harus diberikan secara sengaja, bukan karen kebetulan. Sebaiknya dilakukan tanpa paksaan atau ketika kondisi anak sedang sehat. Kalau anak menangis saat diangkat, digendong, atau diayun itu tandanya dia tidak nyaman, tunggu dulu sampai dia merasa nyaman," kata Irene.

"Setiap harinya, otak manusia tumbuh lebih lambat dari hari sebelumnya. Stimulasi penting bagi pertumbuhan otak anak. Jadi, jangan sampai menunda stimulasi walaupun hanya satu hari," imbuh Irene.

(up/up)

Berita Terkait