Menurut dr Boy Abidin, SpOG (K) dari saat masih di dalam kandungan hingga usia 3 tahun, seorang anak sedang berada dalam masa periode emas yang sangat penting bagi pertumbuhan otaknya. Kecerdasan otak seorang anak tidak hanya karena pengaruh gen dari orang tuanya tetapi juga dari stimulasi yang diberikan orang tua.
"Misalnya nih kalau ayah dan ibunya tingkat pendidikannya hanya lulus SD, mungkin nggak nantinya anaknya akan jadi dokter? Ya mungkin saja. Karena selain genetik, anak dipengaruhi juga oleh stimulasi. Makanya anak harus distimulasi atau dididik dengan benar agar cerdas," jelas dr Boy di sela-sela acara 'Prenagen Pregnancy Educational Journey' di Mall Kasablanka, seperti ditulis Minggu (26/10/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sering kan kita lihat ibu naruh anaknya di stroller, nah sementara ibunya menggendong barang bawaan yang isinya susu, baju, popok. Ini yang terbalik, harusnya anaknya yang digendong dan didekap agar anak dekat dengan ibunya," papar Irene.
Pola pengasuhan anak salah satunya dilakukan melalui stimulasi sensorik dan motorik pada anak. Stimulasi sensorik merupakan rangsangan yang melibatkan 5 indera pada anak yaitu penciuman, pendengaran, penglihatan, peraba, dan pengecap. Stimulasi motorik merupakan rangsangan yang berupa pemberian kesempatan pada anak untuk menggunakan tangannya, kesempatan anak untuk bergerak, dan kesempatan untuk berbicara.
"Jadi misalnya kalau lagi kasih makan pisang ke anak, nah sekalian dijelasin ini lho kulitnya, ini pisangnya, dan kasih kesempatan juga anak untuk pegang pisangnya agar dia bisa meraba-raba dan menggerakkan tangannya. Ini salah satu bentuk stimulasi sensorik sekaligus motorik," jelas Irene.
Irene juga menjelaskan bahwa untuk stimulasi motorik, anak harus diberikan ruang gerak yang cukup luas. Hal ini bertujuan agar lengan dan tungkainya dapat bergerak bebas. Selain itu, ada beberapa gerakan terstruktur yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu stimulasi atau rangsangan pada anak, misalnya mengangkat, memiringkan, dan mengayun-ayun anak.
"Gerakan rangsangan itu harus diberikan secara sengaja, bukan karen kebetulan. Sebaiknya dilakukan tanpa paksaan atau ketika kondisi anak sedang sehat. Kalau anak menangis saat diangkat, digendong, atau diayun itu tandanya dia tidak nyaman, tunggu dulu sampai dia merasa nyaman," kata Irene.
"Setiap harinya, otak manusia tumbuh lebih lambat dari hari sebelumnya. Stimulasi penting bagi pertumbuhan otak anak. Jadi, jangan sampai menunda stimulasi walaupun hanya satu hari," imbuh Irene.
(up/up)











































