Setelah Tiga Dekade 'Macet', Antibiotik Jenis Baru Akhirnya Ditemukan

Setelah Tiga Dekade 'Macet', Antibiotik Jenis Baru Akhirnya Ditemukan

- detikHealth
Kamis, 15 Jan 2015 07:35 WIB
Setelah Tiga Dekade Macet, Antibiotik Jenis Baru Akhirnya Ditemukan
Boston, Amerika Serikat - Permasalahan resistansi bakteri terhadap obat antibiotik menjadi salah satu permasalahan global yang ditekankan oleh World Health Organization (WHO). Akibat resistansi ini penyakit seperti tuberculosis misalnya kini menjadi sulit disembuhkan karena bakteri semakin kebal terhadap obat.

Kini setelah tiga dekade dunia medis terhambat memproduksi jenis antibiotik baru, ilmuwan dari Northeastern University di Boston, Amerika Serikat, akhirnya berhasil memecahkan masalah tersebut.

Antibiotik baru yang dinamakan teixobactin dilaporkan berhasil membasmi infeksi bakteri pada tikus tanpa ada perlawanan. Bakteri yang berhasil ditumpas di antaranya seperti tuberculosis dan septicaemia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penemuan senyawa baru ini menantang kepercayaan ilmiah lama dan memiliki potensi besar untuk mengobati berbagai infeksi yang mengancam," kata pemimpin studi, Professor Kim Lewis, seperti dikutip dari ABC Australia, Kamis (15/1/2015).

Teixobactin masuk ke dalam kelompok senyawa baru yang membunuh bakteri dengan menghancurkan dinding sel. Tes di laboratoirum menunjukkan bahwa teixobactin merupakan racun bagi bakteri tapi tidak berbahaya untuk jaringan hewan mamalia seperti tikus.

Peneliti mengatakan kemungkinan bakteri mengembangkan resistansi terhadap jenis obat ini kecil. Pasalnya teixobactin bekerja dengan cara yang sulit untuk diadaptasi oleh bakteri.

"Ini adalah antibiotik yang pada intinya telah berevolusi bebas dari resistansi. Teixobactin punya beberapa cara independen untuk meminimalisir berkembangnya resistansi," kata Lewis.

Senyawa baru ini telah dipatenkan oleh Lewis yang juga salah satu pendiri perusahaan farmasi NovoBiotic. Teixobactin ditemukan lewat cara mengkultur berbagai macam bakteri di laboratorium menggunakan media tanah. Dari berbagai jenis bakteri yang dianggap sebagai kandidat kuat, senyawa kimia dari bakteri kemudian dikumpulkan dan dites efektivitasnya.

(up/up)

Berita Terkait