Sakit Langka, Gadis Cilik Ini Harus Hidup dengan Separuh Ginjal

Sakit Langka, Gadis Cilik Ini Harus Hidup dengan Separuh Ginjal

- detikHealth
Kamis, 15 Jan 2015 12:31 WIB
Sakit Langka, Gadis Cilik Ini Harus Hidup dengan Separuh Ginjal
Selelo (Foto: Texas Children Hospital)
Gaborone - Di usia 2 tahun, Olorato Astrid Selelo dikira mengidap tumor pada ginjalnya. Apalagi, saat itu ada massa besar di perut Selelo disertai darah dalam urine. Ternyata, Selelo mengidap tumor ginjal langka yang membuatnya kini hanya hidup dengan separuh ginjal.

Pada Juni 2013, Selelo pergi ke Princess Marina Hospital di Gaborone. Di sana, Selelo diobservasi oleh spesialis hematologi onkologi anak dari Texas Children’s Hospital, Dr Jeremy Slone. Setelah menjalani CT Scan, Dr Slone menemukan bahwa ginjal kiri Selelo sudah hancur dan mengalami perdarahan yang menyebabkan ada darah di urine Selelo.

"Ternyata ditemukan juga tumor besar di ginjal kanan Selelo. Bisa dipastikan bahwa Selelo mengidap tumor Wilms stadium 5. Di Amerika, penyakit ini bisa ditangani dengan baik, tapi di Botswana saya khawatir pasien tidak bisa bertahan karena terbatasnya fasilitas dan tenaga medis di sini. tanpa pengobatan, tumor ini bisa berakibat fatal," tutur Dr Slone.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apalagi, di Princess Marina Hospital umumnya hanya terdapat pusat pengobatan anak dengan kanker dan kelainan darah. Meski demikian, Dr Slone berbicara dengan orang tua Selelo hingga bocah tersebut akhirnya menjalani kemoterapi dibarengi dengan transfusi darah. Setelah beberapa kali kemoterapi, perdarahan di urine Selelo tak lagi ada.

"Setelah tumornya menyusut, dengan bantuan pemerintah kami merujuk Selelo ke spesialis onkologi anak di Afrika Selatan. Dalam operasi itu, ahli bedah mengangkat seluruh ginjal kiri Selelo dan separuh ginjal kanan agar masih bisa berfungsi," lanjut Dr Slone kepada Fox News dan dikutip pada Kamis (15/1/2015).

Sebelum kembali ke Botswana pun Selelo harus menjalani beberapa kali sesi radioterapi. Kini, di usia 4 tahun lebih, ginjal Selelo bisa bekerja dengan baik. Hanya saja, dikatakan Dr Slone Selelo tidak memiliki cadangan energi yang cukup sebagai efek samping pengobatan tumor di ginjalnya.

Bahkan, bisa saja Selelo mengalami dehidrasi berat dan jika ada masalah serius pada ginjalnya, kemungkinan bocah tersebut akan membutuhkan transplantasi ginjal. Sampai usia 4 tahun, Selelo harus rutin kontrol ke dokter tiap tiga bulan sekali selama satu tahun, termasuk melakukan X-ray pada paru-parunya. Saat ini, ia hanya perlu kontrol ke dokter tiap 6 bulan sekali.

"Tapi kemungkinan tumor itu muncul lagi masih ada meskipun sangat sedikit sekali. Kami akan lebih yakin jika kondisi Selelo benar-benar sudah sembuh setelah ia berusia 5 tahun," kata Dr Slone. Sejak tahun 2012, Dr Slone sudah bekerja di Botswana di bawah kemitraan pemerintah Botswana, Baylor College of Medicine dan Texas Children’s Hospital.

(rdn/vit)

Berita Terkait