Semangat gotong royong yang diusung BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan mengajak masyarakat untuk mendaftar JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) meski kondisinya sehat. Kenyataannya masih ada saja yang dadakan, baru mendaftar saat ada yang sakit.
Salah satunya Sri (42), warga Cilandak, Jakarta Selatan. Ditemui di Kantor BPJS Kesehatan Jakarta Selatan, ia mengaku baru mendaftar sebagai peserta JKN lantaran putranya sedang sakit. Putranya yang baru berumur 8 tahun dikatakannya muntah-muntah, lemas dan timbul bercak merah mirip gejala penyaki demam berdarah dengue (DBD).
"Diperiksa di Puskesmas katanya gejala DBD. Sekarang masih di rumah, sudah dirujuk ke rumah sakit tapi kami urus BPJS dulu supaya lebih murah. Di rumah pakai obat yang dari Puskesmas saja," ungkapnya, seperti ditulis Senin (19/1/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imbauan untuk mendaftar JKN meski tidak sedang sakit antara lain disampaikan oleh Direktur Kepesertaan dan Pemasaran BPJS Kesehatan, drg Sri Endang Tidarwati. Menurutnya, kepesertaan JKN sifatnya untuk jaga-jaga sehingga tidak dianjurkan untuk mendaftar secara dadakan.
"Kita ingin masyarakat yang sehat yang mendaftar, jangan nunggu sakit. Harus ada jeda waktu kan, saat ini 7 hari jedanya," ujar drg Endang.
Untungnya tidak semua warga datang ke kantor BPJS Kesehatan dengan motivasi seperti Sri. Sutomo misalnya, warga Jatinegara Jakarta Timur ini rela antre sejak jam 4.30 subuh untuk mendaftar JKN meski tidak sedang sakit.
"Ya untuk jaga-jaga saja," kata Sutomo ketika ditemui di Kantor BPJS Jakarta Timur, Jalan Pemuda nomor 10, Rawamangun, pada Jumat (16/1/2015).
(up/up)











































