Ya, kemungkinan besar kegagalan ini terjadi karena adanya permasalahan dengan kelainan kromosom pada embrio. Diketahui bahwa sekitar 80 persen telur yang diproduksi manusia bersifat aneuploidy. Ini berarti memiliki kelainan pada kromosomnya, yang berakhir pada embrio tak normal sehingga berdampak pada kegagalan kehamilan atau terjadi keguguran.
Menurut Direktur Pengembangan Produk dan Teknologi PT BundaMedik Healthcare System, dr Ivan R. Sini, SpOG, ini merupakan proses seleksi yang memang dimulai dari sel telur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena sel telur yang tak normal, sperma yang tak normal pun juga turut memengaruhi lho. Demikian disampaikan oleh Manajer Medis Morula IVF Jakarta, dr Arie Adrianus Polim, SpOG(K) saat ditemui di acara yang sama.
Ia melanjutkan, kualitas sperma bisa memburuk dan mengalami kelainan akibat dari berbagai macam faktor penyebab. Salah satunya adalah karena semakin banyaknya radikal bebas.
"Buruk atau tidaknya sperma bisa dilihat dari jumlah, gerakan, dan bentuknya. Sebabnya bisa karena gaya hidup yang tidak sehat. Misalnya pria itu perokok, sering stres, sering terpapar polusi, atau bisa karena makanan," pungkas dr Arie.
(ajg/up)











































