Hal ini mengakibatkan populasi perempuan di India semakin berkurang. Menurut data yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), rasio gender di India pada tahun 2011 adalah 1.000 kelahiran laki-laki untuk 918 kelahiran perempuan.
Studi yang dipublikasi di jurnal The Lancet pada tahun 2011 menyebutkan bahwa ada sekitar 12 juta anak perempuan India yang diaborsi dalam rentang tahun 1980 sampai 2010.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Modi mengatakan bahwa memandang anak laki-laki lebih penting daripada anak perempuan adalah masalah penyakit psikologis yang dialami di seluruh India. Tren masyarakat di India masih sangat bertumpu pada budaya patriarki dan memandang perempuan rendah bahkan dianggap hanya sebagai beban ekonomi.
"Di lingkungan kita, anak perempuan dibunuh di dalam rahim ibunya dan kita tidak merasa apa-apa," kata Modi.
"Kita tidak berhak membunuh anak perempuan kita," imbuhnya.
Untuk mengatasi masalah gender ini Modi telah meluncurkan kampanye berskala nasional bernama "Beti Bachao Beti Padhao" (Selamatkan Anak Perempuan, Edukasi Anak Perempuan). Program akan difokuskan pada 100 daerah rawan di mana rasio gender paling timpang.
Tindakan preventif seperti memperkuat hukum aborsi dan meningkatkan kehadiran anak perempuan di sekolah adalah salah satu contoh bentuk dari program Beti Bachao Beti Padhao.











































