"Pada orang dengan gagal jantung atau jantung lemah mereka memiliki julah sel darah yang normal tapi zat besinya cenderung rendah. Meskipun tidak ada hubungan secara langsung, tapi defisiensi zat besi dapat memperparah kondisi pasien," tutur Dr Daniel Yeo, spesialis jantung dari Gleneagles Hospital Singapore.
Baca juga: Pusing dan Lemas? Jangan Asal Beli dan Minum Suplemen Zat Besi
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, pada perempuan berusia lanjut, kekurangan zat besi bisa terjadi karena diet yang buruk atau penyakit kronis yang diidap. Penyakit spesifik lain seperti maag atau tukak lambung yang memicu perdarahan lambung pun berpengaruh pada defisiensi zat besi.
Seperti diketahui, sel darah merah berperan penting sebagai sarana transportasi zat gizi terutama oksigen. Dalam kondisi anemia, kadar Hemoglobin (Hb) rendah. Padahal, Hb bertugas membawa oksigen di dalam darah.
Baca juga: Kekurangan Zat Besi, Ibu Hamil Berisiko Lebih Tinggi Lahirkan Anak Autis
Dengan sedikitnya oksigen yang dibawa di dalam darah, akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam darah yang akan dialirkan ke seluruh tubuh. Dengan kata lain, anemia bisa menambah beban kerja jantung.
Dr Yeo menambahkan, proses penyerapan zat besi pada makanan atau tablet zat besi cenderung lambat sehingga membutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk mengganti suplai zat besi yang mencukupi. Alternatif yang tersedia saat ini yakni tersedia bentuk baru dari zat besi intravena atau melalui injeksi.
"Bentuk ini bisa ditoleransi dengan baik oleh tubuh dan memungkinkan para wanita mencukupi kebutuhan zat besi dalam tubuhnya melalui satu sampai dua kali perawatan sehingga kebugaran tubuhnya bisa kembali normal dalam waktu lebih cepat," pungkas Dr Yeo.
(rdn/vit)











































