Dalam sebuah wawancara, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyebut pakaian bekas impor berbahaya karena bisa menularkan HIV (Human Imunodeficiency Virus). Pernyataan tersebut menuai kecaman dari Indonesia AIDS Coalition (IAC).
Dalam rilisnya, IAC menyebut pernyataan Menteri Gobel tersebut menyesatkan dan 'berbau hoax' karena HIV hanya menular melalui kontak cairan tubuh. Salah paham tentang cara penularan virus mematikan tersebut, dikhawatirkan akan menciptakan stigma negatif terhadap upaya penanggulangan HIV.
Baca juga: Tak Perlu Khawatir Efek Samping, Obat untuk HIV Aman Digunakan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangankan mengedukasi masyarakat umum, di lingkar kabinet sendiri yang notabene berasal dari kalangan yang cukup punya pendidikan saja masih terdapat miskonsepsi terkait HIV dan AIDS," kata Ayu, seperti dikutip Rabu (4/2/2015).
Para dokter mengatakan bahwa HIV menular antara lain lewat pemakaian jarum suntik yang tidak steril, hubungan seks yang tidak aman, dan melalui air susu ibu yang terinfeksi. Penularan melalui jalur-jalur tersebut juga sudah bisa dicegah, misalnya dengan kondom pada hubungan seks tidak aman.
Dikutip dari detikFinance, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel menyebut pakaian bekas impor berbahaya karena bisa menularkan berbagai jenis penyakit termasuk HIV. Indonesia melarang impor pakaian bekas karena membuat industri tekstil berskala kecil dalam negeri tidak berkembang.
"(Penyakit) kulit, bisa kena HIV. Beneran, itu sudah ada hasil laboratoriumnya," jelas Gobel saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
(up/vit)











































