Menurut psikolog anak dan keluarga RS Pondok Indah, Roslina Verauli, MPsi pacaran sebenarnya memiliki terminologi yang jelas dan mengarah pada kegiatan yang 'having fun'. Tak melulu kemudian malah diidentikkan dengan sesuatu yang menjurus pada aktivitas seksual.
"Dari perspektif psikologi, konsep tentang pacaran itu harus dilihat dari kacamata berbeda. Harus dibedakan konsep antara pacaran, cinta dan aktivitas seksual," ungkap psikolog yang akrab disapa Vera ini kepada detikHealth, Rabu (4/2/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ketika Anak Bau Kencur Mulai Pacar-pacaran, Ini Kata Psikolog
"Ini bisa melebarkan ranah sosialisasi, meningkatkan keterampilan interpersonal, dan mengenal lawan jenis. Kalau sudah dewasa, pacaran artinya kan berbeda, lebih kepada mencari pasangan hidup. Intinya, secara psikologi dan secara pandangan orang awam seringkali berbeda," imbuhnya.
Sementara cinta lebih mengarah pada emosi, yang kemudian memengaruhi pikiran dan perilaku seseorang. Nah, untuk aktivitas seksual, Vera menyebutkan kata ini dekat dengan arti biologis. Dalam hal ini yang memiliki tujuan untuk memiliki keturunan.
Oleh sebab itu, agar konsep pacaran yang sesuai dengan sisi psikologis ini diinterpretasikan dengan tepat, baik anak, remaja maupun orang tua perlu membedakan terlebih dahulu antara pacaran, cinta dan aktivitas seksual.
Ini agar para anak dan remaja bisa berperilaku sesuai kebutuhan usianya, sementara orang tua juga bisa mendekatkan diri dengan anak-anaknya tanpa berpikiran yang 'aneh-aneh'.
Baca juga: Memahami si Kecil yang Gemar Memakai Sepatu Ibunya
(ajg/up)











































